Jakarta, 3 Muharram 1435/7 November 2013 (MINA) – Indonesia mempunyai peluang memainkan peran penting dalam membangkitkan peradaban Islam di dunia terutama di Asia Tenggara.
Krisis di dunia Arab yang saat ini masih terjadi menjadi malapetaka dan bencana bagi umat Islam. Saat ini, kebangkitan Islam muncul di Asia Tenggara dan Indonesia mempunyai peluang besar dalam membangkitkan peradaban Islam di dunia.
Hal itu diungkapkan Dato’ Seri Anwar Ibrahim (mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia periode 1993-1998, Menteri Keuangan Malaysia 1991-1998; sekarang menjabat sebagai Pemimpin Oposisi di Parlemen Malaysia dan Anggota Parlemen untuk Permatang Pauh), dalam wawancara eksklusif dengan wartawan Kantor Berita Islam Internasional Mi’raj News Agency (MINA) usai acara Dialog Interaktif “Peradaban Islam dalam Konteks Integrasi Asia Tenggara” di Jakarta, Selasa (5/11). Berikut adalah petikan wawancaranya :
Mi’raj News Agency (MINA): Bagaimana pandangan Anda mengenai perkembangan peradaban Islam di Asia Tenggara saat ini?
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Anwar Ibrahim: Sudah ada dasar yang kokoh pada sisi sejarah di mana peradaban Islam sudah dibangun sejak lama di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, juga dikuatkan dengan sejarahnya kesultanan Filipina dan Pattani. Peradaban Islam di kawasan itu mengalami kemunduran saat masa penjajahan. Namun, sekarang mampu kembali bangkit setelah akhir masa penjajahan dan dengan gejolak krisis dunia di Arab saat ini yang menjadi bencana dan malapetaka bagi umat Islam.
Saat ini, kebangkitan Islam di dunia berfokus pada kawasan Asia Tenggara, kawasan ini agak demokratis dan yang mampu memainkan peran itu hanya Indonesia.
Oleh karena itu, penerapan ilmu terutama pada generasi muda Islam itu penting. Islam jika didorong hanya pada semangat pada awalnya saja ataupun kecenderungan untuk cepat memutuskan, maka hal-hal demikian tidak membantu dalam proses kebangkitan Islam. Maka, perlunya meningkatkan tahap kepahaman dan memperluas pelatihan-pelatihan dalam berbagai bidang.
Insya Allah, hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran penting dalam membangkitkan peradaban Islam di dunia terutama di kawasan Asia Tenggara.
Mi’raj News Agency (MINA): Baru-baru ini, Sultan Hassanal Bolkiah telah mengumumkan bahwa Brunei Darussalam telah mulai menerapkan hukum syariah Islam. Hal ini merupakan langkah yang maju bagi kebangkitan peradaban Islam dan tantangan bagi Indonesia dan Malaysia. Bagaimana pandangan Anda?
Anwar Ibrahim: Segala langkah positif kita harus sambut. Jumlah populasi penduduk Islam di Brunei mencapai 99 persen dan langkah penerapan hukum syariah Islam dilaksanakan pada daerah secara konsesus (permufakatan bersama), tapi kita hormati hak mereka.
Menurut hemat Saya, hukum syariah harus dilihat lebih luas bahwa hukum itu harus memenuhi satu aspek dari seluruh syariah yang juga melingkup soal syura (majelis), perundingan, pemerataan ekonomi, dan wacana untuk meningkatkan ilmu. Saya masih meletakkan prioritas utama bagi umat Islam dalam bidang pendidikan, dakwah, dan ekonomi.
Mi’raj News Agency (MINA): Bagaimana pandangan Anda mengenai penerapan ekonomi Syariah?
Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis
Anwar Ibrahim: Pandangan Saya dengan pengalaman banyak membantu mendirikan bank Islam, takaful, dan asuransi Islam, Saya kira juga harus ada kemauan untuk melihat kembali bahwa syariah itu bukan saja tidak ada unsur riba di dalamnya, bukan hanya untuk mendirikan nama bank Islam dalam sistem konvensional saja, melainkan harus mampu mengemukakan sistem otomatis di mana ekonomi Islam yang jauh lebih adil, jauh lebih menjamin pemerataan ekonomi, jauh lebih transparan, mendorong pemberantasan segala kecurangan korupsi dan penyalahangunaan kekuasaan. Langkah-langkah itu merupakan penentu pelaksanaan ekonomi syariah bukan soal pada apa yang disebut dengan hanya nama bank syariah saja.
Mi’raj News Agency (MINA): Lalu bagaimana penerapan ekonomi syariah di Indonesia dan Malaysia?
Anwar Ibrahim: Dalam memperkenalkan sistem ekonomi Syariah, Indonesia dan Malaysia belum mampu ke tahap yang Saya sebutkan sebelumnya, dan kita telah mengusulkan agar pandangan Saya mengenai ekonomi syariah diangkat dengan tidak meniadakan langkah terdahulu tetapi mengembangkan kerangka ekonomi Islam yang benar.
Mi’raj News Agency (MINA): Bagaimana pandangan Anda mengenai peradaban Islam di Timur Tengah pada saat ini?
Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina
Anwar Ibrahim: Peradaban Islam di Timur Tengah belum muncul, saat ini ada tantangan besar pada upaya untuk membangkitkan peradaban Islam di kawasan Timur Tengah (melalui revolusi Arab) sebagaimana yang dilakukan presiden Mesir terpilih secara sah dan hafal Al-Qur’an Muhammad Mursi yang dijegal oleh Jenderal Al-Sisi seorang diktator baru Mesir. Kita melihat sekarang berbeda dari apa yang dilakukan Gamal Abdul Nasir terhadap gerakan Ikhwanul Muslimin jaman dahulu, sekarang ini sekurang-kurangnya ada tantangan dari rakyat Arab sendiri untuk mampu membangkitkan peradaban Islam.
Mi’raj News Agency (MINA): Bagaimana pandangan Anda tentang upaya mengembalikan Masjid Al-Aqsha dan meraih kemerdekaan di Palestina yang saat ini masih dijajah penjajah Zionis Israel?
Anwar Ibrahim: Saya tidak berpikir akan ada keamanan di kawasan Timur Tengah selama tidak ada jaminan keadilan bagi rakyat Palestina. Untuk itu, wilayah yang dikuasai rezim Zionis Israel harus dikembalikan dan kedzaliman terhadap rakyat Palestina harus dihentikan. Hal-hal tersebut saat ini nampak tidak dapat dilakukan karena Zionis Israel masih dibantu oleh kekuatan barat terutama Amerika Serikat.
Mi’raj News Agency (MINA): Apa dukungan yang harus diberikan bagi umat Islam yang masih tertindas?
Anwar Ibrahim: Amat disesalkan para pemimpin negara-negara Islam tidak ada suara terhadap umat Islam yang masih tertindas. Di kawasan Asia Tenggara contohnya, umat Islam Rohingnya menderita tanpa ada tindakan dari para pemimpin Islam, apalagi bagi Palestina.
Untuk itu, tanggung jawab kita sebagai umat Islam tentunya kita harus memberikan dukungan apapun yang mampu kita lakukan. Seperti pada bantuan pendidikan, anak-anak Palestina diberikan pendidikan yang layak, diberikan beasiswa ke universitas-universitas di negara-negara muslim. Karena hal itu dapat mengambil langkah untuk membangkitkan suatu perekonomian yang besar di negara muslim yang masih tertindas. Saya lihat saat ini, negara muslim yang memberikan bantuan cukup besar pada negara-negara muslim yang tertindas seperti Rohingya dan Palestina hanya negara Turki. Namun, hanya membebankan kepada Turki saja Saya rasa tidak adil. (L/P02/P015/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel