Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Serukan Ekonomi Inklusif dan Perluasan Digitalisasi D

sajadi - Kamis, 7 Oktober 2021 - 08:15 WIB

Kamis, 7 Oktober 2021 - 08:15 WIB

2 Views

Jenewa, MINA – Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar menyerukan perluasan digitalisasi dan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh Pandemi COVID-19.

Hal tersebut disampaikannya dalam sesi Debat Umum Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-15 United Nations Conference on Trade Development (UNCTAD). Demikian  keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (7/10).

KTM ke-15 UNCTAD berlangsung secara hybrid dengan lokasi pertemuan fisik secara terbatas di Jenewa, Swiss dan Bridgetown, Barbados pada 4 hingga 7 Oktober 2021.

KTM tersebut mengusung tema “From Inequality and Vulnerability to Prosperity for All” dan diikuti oleh 195 negara anggota UNCTAD.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Pada sesi debat umum, Wamenlu RI mengajak seluruh anggota UNCTAD untuk mengarahkan perhatian tiga elemen utama untuk mengatasi dampak COVID-19.

“Pertama, pembangunan ekonomi yang inklusif dengan mengembangkan ekonomi kreatif,” ujar Wamenlu. Pengembangan kreatif ekonomi dapat membantu negara-negara untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan juga membantu proses transformasi ekonomi negara-negara.

UMKM, wanita dan pemuda harus diberdayakan untuk memaksimalkan manfaat peluang-peluang yang diciptakan oleh kreatif ekonomi. Hal ini bertepatan dengan momentum tahun 2021 yang ditetapkan sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Untuk Pembangunan Berkelanjutan.

“Kedua, memberikan dukungan terhadap perluasan digitalisasi,” ujar Wamenlu. Dari pandemi ini, salah satu pelajaran berharga yang dapat diambil adalah bahwa kegiatan bisnis dapat bertahan dari keterpurukan ekonomi apabila dapat beradaptasi dan menggunakan ekonomi digital sebagai sarana memasarkan produk dan memperluas jangkauan konsumen.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Oleh sebab itu, perlu perhatian khusus untuk menjembatani keseimbangan digital antar negara dan antar wilayah dalam suatu negara dengan harga yang terjangkau dan akses terhadap infrastruktur digital yang dapat diandalkan, khususnya di negara berkembang.

“Ketiga, transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan,” lanjut Wamenlu. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan perdagangan dan investasi. untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan iklim dan lingkungan dari Agenda 2030, dan tekankan tindakan yang lebih konkret dan terkoordinasi, sesuai dengan prinsip Common but Differentiated Responsibilities (CBDR) dan kemampuan masing-masing masing negara.

Wamenlu menggarisbawahi, ​”Pentingnya membangun kepercayaan untuk memastikan bahwa isu lingkungan tidak dipergunakan sebagai hambatan perdagangan”. Selain itu, Wamenlu juga menekankan bahwa Ekonomi berkelanjutan tidak akan tercapai ketika negara-negara berjuang untuk membayar utang yang meningkat akibat pandemi.

“Dukungan UNCTAD untuk negara berkembang mutlak diperlukan, mari bekerja sama sehingga hasil pertemuan UNCTAD ke-15 ini dapat membantu anggotanya mewujudkan dunia yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan untuk masa depan bersama,” ujarnya. (R/RE1/P1)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Muhammad Anis Matta (foto: Kemlu RI)
Indonesia
Palestina
Indonesia
Ekonomi
Indonesia
Asia