Astana, MINA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK) Puan Maharani menyatakan Indonesia siap berkontribusi dalam sains dan teknologi di dunia Islam.
Hal tersebut diungkapkan Puan saat mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di The Palace of Indepedence, Astana, Kazakhstan.
“Salah satu bentuk kontribusi Indonesia dalam sains dan teknologi di dunia Islam yang disampaikan adalah Indonesia akan membangun Universitas Islam Internasional yang menekankan pada moderasi, penghormatan terhadap keragaman, dan pelestarian budaya kita sendiri yang merupakan pijakan penting untuk menumbuhkan sarjana muslim moderat yang dapat memberikan kontribusi positif bagi umat dan masyarakat,” kata Menko PMK dalam laman Infopublik yang dikutip MINA, Selasa (12/9).
KTT OKI pertama tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah dimulai 8 September 2017 lalu, melalui pembahasan pejabat tinggi 56 negara anggota OKI. Tercatat sekitar 20 Kepala Negara/Pemerintahan, Raja, dan Wakil Presiden dari negara OKI hadir pada KTT OKI ini, termasuk Presiden Turki selaku Ketua OKI periode 2016-2019, dan Presiden Pakistan selaku Ketua Standing Commitee OKI mengenai Optek/COMSTECH.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Indonesia pada KTT yang mengambil tema ‘Science, Technology, Innovation and Modernization of the Muslim world’ ini di wakili oleh Wapres Jusuf Kalla, Menko PMK Puan Maharani, Menristekdikti Muhamad Nasir, dan beberapa Rektor Perguruan Tinggi di Indonesia.
Sementara itu, saat menyampaikan pernyataan Pemerintah Indonesia pada KTT OKI, Wapres Jusuf Kalla sebelumnya menekankan pentingnya menciptakan kerja sama erat antar center of excellence bidang iptek dan inovasi yang saling terintegrasi di antara negara OKI untuk berbagi hasil kegiatan riset dan pengembangan bidang iptek tersebut.
Indonesia juga mendorong seluruh negara OKI terus mengembangkan Iptek dan Inovasi yang perlu dimulai sejak pendidikan dasar dan juga disertai dengan penguatan kurikulum iptek dan pengembangan budaya iptek (science culture) sejak usia dini. Selain itu, seluruh negara OKI harus terus mengarustamakan (mainstreaming) iptek dan inovasi di dalam kebijakan dan strategi nasionalnya masing-masing.
Lebih lanjut, Wapres Jusuf Kalla menyerukan agar seluruh negara anggota OKI memperkuat kerja sama saling berbagi pengalaman, baik antar negara OKI maupun dengan negara lain serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Wapres Jusuf Kalla menutup sambutannya dengan penekanan khusus bahwa seluruh negara OKI perlu kembali memajukan peran Islam dalam pengembangan aspek iptek dan inovasi untuk kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan. Hal ini merupakan realiasi nyata dari nilai utama Islam yang Rahmatan lil Alamiin.
Senada dengan Wapres Jusuf Kalla, Menko PMK Puan Maharani menegaskan bahwa hal yang harus segera dilakukan adalah memperkuat kerja sama di bidang pendidikan, pelatihan, dan riset. Menurut Menko PMK lagi, riset, teknologi komunikasi, konstruksi, energi terbarukan yang berbasis limbah bio massa dan geotermal, riset pertanian serta kelautan di Indonesia sudah cukup maju dan bisa dikontribusikan dan terus dikembangkan dalam kerangka kerja sama Iptek negara-negara OKI. (R/R09/P2)
Mi’raj News agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel