Kairo, MINA – Pemerintah Mesir pada Kamis (10/8) mengumumkan, inflasi di negaranya melonjak hampir 33 persen, masyarakat diminta untuk terus bersiap menghadapi kenaikan harga dengan melakukan penghematan ketat dan ikut memacu pemulihan ekonomi.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Bank Sentral Mesir, tingkat inflasi tahunan perkotaan pada Juli mencapai 32,95 persen, naik dari 29,76 persen di bulan Juni sebelumnya, demikian media internasional yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Diperkirakan tingkat inflasi akan tetap di atas 30 dalam beberapa bulan ke depan,” kata Bank Sentral.
Bank Sentral juga mengatakan bahwa inflasi inti tahunan meningkat menjadi 35,26 persen, naik dari 31,95 di bulan Juni. Penghitungan Inflasi inti tidak memasukan komoditas volatile seperti makanan dan energi.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Badan Peneliti Arqaam Capital yang berbasis di Dubai menghubungkan kenaikan inflasi perkotaan dengan kenaikan harga bahan bakar di bulan sebelumnya dan mengatakan lonjakan harga listrik Juli akan berdampak pada Agustus.
Pada Juni, Mesir menaikkan harga bahan bakar yang umum digunakan seperti bensin beroktan 80 dan diesel sebesar 55 persen dan melipatgandakan harga tabung gas yang digunakan di sebagian besar rumah tangga untuk memasak.
Pemerintah Mesir menaikkan harga listrik lebih dari 40 persen diikuti oleh lonjakan tarif transportasi umum dan air minum.
“Inflasi tahunan diperkirakan akan tetap berada di kisaran 31-32 persen dalam dua bulan ke depan, sebelum memulai penurunan suku bunga di bulan November. Kemungkinan akan mencapai level terendah sekitar 20-an pada akhir tahun,” kata Arqaam Capital dalam laporannya.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Awal pekan ini, pemerintah Mesir membatasi akses ke kartu jatah makanan baru, yang digunakan oleh tiga perempat dari 93 juta orang di negara tersebut, dalam usaha untuk memotong tagihan subsidi tinggi.
Batas pendapatan bulanan mereka, sekarang dapat mengajukan kartu ransum ditetapkan sebesar 1.500 pound Mesir (84 dolar) untuk pegawai sektor swasta dan publik. Penutup segmen populasi lainnya lebih rendah dan kartu-kartu itu mulai terbatas untuk keluarga warga hingga empat anggota. Pemegang saham saat ini tidak terpengaruh oleh batasan baru.
Pemerintah Mesir akan memulai program reformasinya setelah Presiden Abdel Fattah Al-Sisi mulai menjabat tahun 2014. (T/R10/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis