Inilah Sunah Harian Nabi SAW

Oleh Bahron Ansori, Redaktur MINA

Setiap manusia, seharusnya mengetahui bahwa Allah SWT telah menyeru agar beribadah dan beramal shaleh sebaik dan sebanyak mungkin. Tujuannya, jelas agar kita menjadi pribadi yang bertakwa. Karena itu, untuk menjadi pribadi yang bertakwa, setidaknya seorang muslim perlu mengamalkan beberapa harian dalam keseharian.

Ada pun beberapa sunnah harian Nabi SAW yang bisa kita amalkan juga, antara lain sebagai berikut.

Pertama, zikir pagi sore. Zikir pagi dan sore ini adalah amalan yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW. Dalam beberapa sabdanya, Nabi SAW mengatakan tentang betapa beruntungnya orang yang selalu mengamalkan zikir ini.

Nabi SAW bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuh­mu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?”

Para Sahabat yang hadir berkata, “Mau (wahai Rasulullah)!”

Beliau bersabda, “Dzikir kepada Allah Yang Mahatinggi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377, Ibnu Majah no. 3790. Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi III/139 dan Shahiih Ibni Majah 11/316).

Zikir arti sederhananya adalah ingat. Yang dimaksud ingat disini tentu saja ingat kepada Allah SWT. Karena sangat pentingnya zikir ini, sampai Nabi SAW pernah mengatakan orang yang ingat Allah dengan yang tidak seperi orang yang hidup dan orang yang mati. Nabi SAW bersabda,

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

“Perumpamaan orang yang ingat akan Rabb-nya dengan orang yang tidak ingat Rabb-nya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Al-Bukhari dalam Fat-bul Baari XI/208 no. 6407)

Zikir pagi dan sore juga telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya yang artinya, “Dan sebutlah (nama) Rabb -mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Qs. Al-A’raf : 205).

Kedua, merutinkan shalat Dhuha. Banyak di antara kita yang mengatakan, “Jika mau rezeki lancar, maka shalat Dhuha.” Benarkah ucapan tersebut? Mari lihat apa saja di antara keutamaan shalat Dhuha antara lain. a). Mengganti sedekah seluruh persendian. Nabi SAW bersabda, “Pada pagi hari setiap persendian kalian diwajibkan sedekah, setiap ucapan tasbih itu bernilai satu sedekah, setiap kalimat tahmid itu bernilai satu sedekah, satu ucapan tahlil bernilai satu sedekah, satu ucapan takbir bernilai satu sedekah. memerintah yang ma’ruf satu sedekah, mencegah yang mungkar satu sedekah. Dan semua itu bisa diganti dengan dua raka’at shalat dhuha.” (HR. Muslim).

b). Akan dicukupi urusan di akhir siang. Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451).

“Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul Ma’bud, 4: 118)

Ketiga, shalat berjamaah tepat waktu. Shalat berjamaah tepat waktu adalah hal yang berat, tapi akan mudah bagi siapa saja yang dikehendaki Allah Ta’ala. Karena begitu pentingnya shalat wajib berjamaah ini, Nabi SAW bersabda, “Kalau saja manusia tahu pahala panggilan shalat dan shaf awal, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya selain harus dengan mengundi, pasti mereka akan mengundi.” (HR. Muslim).

Hadis di atas menggambarkan betapa besar pahala shalat berjamaah tepat waktu. Meski pahalanya besar, tapi tidak setiap muslim mampu menjadikannya amalan dalam menjalankan shalat lima waktu. Ada saja, saat shalat Zuhur tiba, ia masih di perjalanan, Ashar dan Maghrib pun tak jarang masih di jalan. Karena itulah, Allah menjanjikan pahala yang besar bagi setiap hamba yang bisa melaksanakan shalat berjamaah tepat waktu (bukan hanya berjamaah).

Keempat, menjaga shalat rawatib.  Dalam sebuah hadis disebutkan, “Tidaklah seorang hamba melakukan shalat sunnah dengan ikhlas lillahi ta’ala setiap hari sebanyak 12 rakaat, melainkan pasti Allah akan membangunkan rumah di surga.” (HR. Muslim).

Kelima, membaca Al Quran. Membaca Al Quran adalah zikir terbaik yang akan mendatangkan banyak kebaikan bagi yang membacanya. Nabi SAW bersabda, “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya Al Quran akan datang sebagai pemberi syafaat bagi sahabatnya (orang yang rajin membacanya).” (HR. Muslim).

Keenam, selalu berusaha dalam kondisi yang suci. Tentang senantiasa suci ini, Nabi SAW pernah bersabda, “Siapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, kesalahan-kesalahannya akan keluar dari jasadnya, bahkan sampai keluar dari ujung-ujung kukunya.” (HR. Muslim).

Ketujuh, sedekah harian.  Pernah suatu ketika, seorang lelaki datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Nabi, sedekah apa yang paling utama?” Nabi SAW menjawab, “Bersedekahlah saat kau dalam kondisi sehat, kikir, takut miskin, dan sedang berharap menjadi kaya, tidak menunda sampai nyawa di tenggorokan baru kau berkata, “Aku sedekahkan ini untuk si fulan segini,” padahal itu sudah menjadi bagian si fulan (ahli warisnya).” (HR. Bukhari).

Delapan, istighfar minimal 100 kali. Tentang meminta ampun ini, Nabi SAW bersabda, “Demi Allah, aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Muslim).

Begitulah beberapa amaliah harian Nabi SAW yang semestinya bisa kita amalkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah memudahkan kita untuk mengisi hari-hari yang dimiliki dengan aneka macam amal sholeh, wallahua’lam. (A/RS3/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)