Teheran, MINA – Kementerian Luar Negeri Iran telah meminta masyarakat internasional untuk memberikan tekanan pada Amerika Serikat (AS), agar mencabut sanksinya terhadap Suriah yang dilanda gempa demi memfasilitasi pengiriman bantuan internasional.
Juru Bicara Kementerian, Nasser Kan’ani mengatakan, Selasa (7/2/2023), sembilan tahun perang telah menyebabkan situasi khusus di Suriah, yang dilanda gempa mematikan berkekuatan 7,8 pada hari Senin (6/2/2023) yang menewaskan sedikitnya 1.444 warga Suriah. Gempa dahsyat itu juga mengguncang Turki, menewaskan lebih dari 3.000 orang, Press TV melaporkan.
“Poin pentingnya adalah bahwa berbagai negara harus menekan pemerintah AS untuk mencabut blokade yang kejam di Suriah, sehingga bantuan kemanusiaan internasional dapat dikirimkan kepada orang-orang yang dilanda gempa di Suriah tanpa hambatan dalam waktu sesingkat mungkin,” kata Kan’ani dalam wawancara dengan kantor berita Mehr.
Amerika Serikat menginvasi Suriah pada tahun 2014 di depan sejumlah sekutunya dengan dalih memerangi kelompok teroris ISIS. Koalisi pimpinan AS telah mempertahankan kehadirannya di Suriah.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pemerintah AS juga telah memberlakukan sanksi ekonomi besar-besaran terhadap Suriah di tengah perjuangan berat negara Arab itu untuk rekonstruksi dan pemulihan.
Langkah-langkah pembatasan telah memblokir impor barang-barang penting, yang memengaruhi akses rakyat Suriah kepada peralatan medis, makanan, pemanas, gas, dan listrik. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama