Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Pemimpin Redaksi Harian Republika, Irfan Djunaidi mengatakan dalam acara Workshop Penulisan Sekolah Tinggi Ilmu Shuffah Al Quran Abdullah Bin Masud Online (STSIQABM) di Komplek Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Rabu (10/11) mengatakan, semua orang bisa menulis karena hal itu bukan pekerjaan yang sulit.
Menurutnya, orang yang bisa membaca mestinya bisa menulis. Sebab pekerjaan tersebut bukanlah milik sekelompok orang, hanya yang intelektual dan elit saja, melainkan bisa dipelajari oleh semua orang.
“Tinggal mau (belajar menulis) apa ndak ,” ujarnya. Perkara hasil, Irfan mengatakan hal tersebut akan terkait dengan “jam terbang”.
Hal mendasar yang harus dilakukan yaitu meruntuhkan anggapan bahwa menulis merupakan perkerjaan sulit dan berat.
Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Tunanetra Internasional
“Jarang orang yang sekali menulis langsung bisa mengubah dunia. Tapi yang banyak terjadi beratus-ratus kali menulis dan tidak dimuat di media. Maka jangan menyerah,” tegasnya.
“Jadikan kegagalan itu sebagai motivasi, namanya kita berlatih. Belajar sepeda aja ada jatuh-jatuhnya, gak langsung sekali bisa, kira-kira seperti itu,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan senjata utama dalam menulis di antaranya rutin berolah raga pikiran dengan cara rajin membaca dan terus bertanya, serta membebaskan pikiran kita agar tidak merasa tertekan ketika hendak menulis.
“Satu kali mencoba membuat tulisan, nilainya lebih tinggi dibandingkan seratus bahkan seribu kali mendengar ceramah tentang penulisan, tanpa kita mencobanya.” tegas Irfan.
Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Banyumas, Jateng Terendam Banjir
Hadir sebagai pemateri, Dewan Penasihat STISQABM, Imaamul Muslimin Yakhsyaallah Mansur, pemimpin redaksi Harian Republika, Irfan Junaidi, dan redaktur MINA Widi Kusnadi. (L/cha/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BNPB Pastikan Tanggap Darurat Sukabumi Berjalan Cepat dan Tepat