Istanbul Tuan Rumah KTT Luar Biasa OKI

(Anadolu Agency)

 

Istanbul, MINA – Istanbul menjadi tuan rumah pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Rabu (13/12), untuk menanggapi pengakuan sepihak AS terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.

KTT tersebut menyusul seruan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada negara-negara anggota OKI untuk berkumpul dalam agenda luar biasa menyikapi secara bersama atas pengumuman Presiden AS Donald Trump pekan lalu. Anadolu Agency melaporkan.

Hari Selasa (12/12), dalam sebuah wawancara di televisi, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan OKI akan mengirim “pesan kuat” ke AS dan Israel.

Pejabat tinggi dari 48 negara, 18 di antaranya mengirim presiden dan perdana menteri, akan menghadiri pertemuan puncak tersebut.

Baca Juga:  Arab Saudi, Maroko, dan Mesir Serukan Gencatan Senjata di Tengah Agresi Israel

Presiden dari Indonesia, Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, , Guinea, Iran, Qatar, Kuwait, Libya, Lebanon, Somalia, Togo, Yordania dan Yaman serta para perdana menteri dari Djibouti, Malaysia dan Pakistan akan menghadiri pertemuan puncak luar biasa tersebut.

Komoro akan mengirim sekretaris negara yang bertanggung jawab atas kerja sama dengan dunia Arab. Sementara Oman akan mengirim wakil perdana menteri mereka.

Ketua parlemen Kazakhstan dan Uzbekistan juga akan menghadiri pertemuan puncak tersebut.

Presiden Siprus Utara Mustafa Akinci dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro juga akan hadir sebagai pengamat.

Para pemimpin Muslim akan membahas “langkah tersebut secara terpadu dan terkoordinasi dalam menghadapi perkembangan ini yang mempengaruhi kota yang diduduki Al-Quds (Yerusalem) dan status historis, legal dan politisnya,” menurut situs resmi organisasi tersebut.

Baca Juga:  Arab Saudi, Maroko, dan Mesir Serukan Gencatan Senjata di Tengah Agresi Israel

OKI telah mengutuk keputusan Trump beberapa kali, dengan mengatakan bahwa “keputusan tersebut tidak hanya mengancam identitas Al-Quds, Arab dan Islam. Namun juga identitas Kristen kota tersebut, yang menekankan keterikatan abadi Muslim ke Masjid Al-Aqsa dan sentralitas Al-Quds bagi umat Islam.”

Sebuah komunike terakhir diperkirakan akan dirilis setelah pertemuan tersebut. (T/RS2/RS1)

Miraj Islamic News Agency/MINA

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.