Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jepang Siap Sambut Turis Muslim di Olimpiade 2020

Rana Setiawan - Jumat, 16 Agustus 2019 - 14:34 WIB

Jumat, 16 Agustus 2019 - 14:34 WIB

5 Views

Jakarta, MINA – Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Mr. Masafumi Ishii mengatakan negaranya siap menyambut wisatawan, khususnya wisatawan Muslim yang akan hadir pada ajang olahraga terbesar di dunia, Olimpiade 2020.

Olimpiade Musim Panas atau Olimpiade Tokyo 2020 akan dilangsungkan pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020 mendatang.

Sekitar 50 negara muslim diperkirakan akan berpartisipasi dalam ajang bergengsi tersebut. Selain itu, akan ada ratusan atlet muslim dari negara lainnya yang juga turut menyemarakkan pesta olahraga terbesar itu.

Reporter MINA mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Dubes Ishii di kantornya Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, pada hari Kamis, 15 Agustus 2019.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Berikut wawancara eksklusif selengkapnya:

MINA: Bagaimana perkembangan industri wisata halal di Jepang saat ini?

Dubes Ishii: Oke, Anda mungkin harus melihat di Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018, indeks paling komprehensif mengukur kualitas dan kuantitas wisata halal di berbagai negara, bahwa Jepang berhasil masuk peringkat keempat
sebagai tujuan wisata paling menariki bagi para muslim di seluruh dunia, di antara negara-negara non-OKI (Organisasi Kerjasama Islam). (Menurut laporan GMTI 2019 yang dikeluarkan April lalu, Jepang naik menjadi peringkat ketiga bersama Inggris dan Taiwan)

Ini berarti bahwa wisata halal di Jepang menjadi salah satu prioritas bagi kami (pemerintah), karena kami melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menyediakan tempat sholat atau mushala di berbagai lokasi pariwisata, restoran, dan pusat perbelanjaan, serta memperbanyak restoran bersertifikat halal.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Jumlah wisatawan Muslim yang datang ke Jepang dari tahun ke tahun meningkat.

Turis dari Indonesia juga meningkat dari tahun ke tahun, dan tahun lalu (2018), wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Jepang sekitar 400 ribu. Meningkat hampir 15 persen.

Jadi, saat ini kami siap menerima turis Muslim untuk dapat berkunjung ke Jepang.

MINA: Apakah Jepang juga mengembangkan industri kosmetik halal atau industri selain makanan halal?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Dubes Ishii: Kami sedang membicarakannya. Soal kosmetik, itu bisa sangat sulit (prosesnya) daripada makanan, tapi saya pikir itu perlu dilakukan. Tetapi kami ingin menunjukkan kepada Anda miniatur kulkas yang diproduksi oleh lemari es bersertifikat halal pertama yang diproduksi Sharp.

Dari sini, saya tahu bahwa halal tidak hanya pada makanan saja.

MINA: Apa saja program dari pemerintah Jepang untuk menyiapkan industri wisata halal?

Dubes Ishii: Anda tahu upaya terbaik yang kami lakukan adalah, kami mendirikan Organisasi Pariwasata Nasional Jepang (Japan National Tourism Organisation/JNTO). JNTO memiliki tiga kantor di sini (di Indonesia).

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Jika Anda lihat di laman resminya, Anda dapat menemukan restoran halal dan semua yang terkait dengan destinasi wisata halal yang ada di Jepang. Dalam laman tersebut tersedia dalam Bahasa Indonesia.

Kami juga berusaha meningkatkan pengetahuan masyarakat Jepang dengan mengadakan seminar, program sosialisasi, membuat beberapa bahan publikasi, buku panduan, dan lainnya. Jadi, kami berharap orang-orang Jepang tahu lebih banyak tentang Muslim dan keperluan mereka.

Sebagai informasi dalam laman resminya, Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO) didirikan pada 1964. Kegiatan JNTO terlibat dalam berbagai kegiatan baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia, untuk mendorong wisatawan asing dari seluruh dunia dapat mengunjungi Jepang.

Kegiatan tersebut meliputi promosi pariwisata Jepang, pengoperasian Pusat Informasi Wisata di Jepang bagi turis asing, buku panduan-penerjemahan, publikasi statistik pariwisata, dan menyediakan dukungan untuk konvensi internasional dan acara insentif.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

MINA: Bagaimana dengan persiapan Olimpiade 2020?

Dubes Ishii: Kami akan menjadi tuan rumah event akbar Olimpiade Tokyo 2020 dan akan ada banyak orang di dunia yang akan hadir dan banyak dari mereka adalah Muslim. Jadi sudah waktunya untuk melakukan pekerjaan kami dan siap menerimanya.

(Dari prediksi MasterCard-CrescentRating, pada 2020 ada satu juta wisatawan Muslim datang ke Jepang, bersamaan Olimpiade yang digelar di Tokyo. Jumlah ini naik 18,7 persen dari periode 2013-2020.)

Kami siap mengakomodasi ribuan atlet Muslim dan turis yang akan hadir nanti. Berbagai upaya sudah dilakukan.

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

MINA: Bagaimana Jepang melihat pesaing terdekat, seperti Cina, Korea Selatan, Taiwan, dan negara lainnya yang mereka juga tengah gencar mengembangkan industri wisata halal?

Dubes Ishii: Saya pikir kita harus mampu bersaing. Jika banyak orang pergi ke Korea dan Cina, Jadi, kami memiliki lebih banyak kesempatan untuk menarik orang Muslim untuk datang dan pindah ke Jepang dan kami senang dalam kompetisi positif ini.

MINA: Apa kunci untuk memenangkan persaingan?

Dubes Ishii: Saya pikir kita semua sudah siap untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menyediakan makanan halal, fasilitas ibadah, informasi lebih lanjut tentang kebiasaan orang-orang Jepang.

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

MINA: Mayoritas Jepang adalah non-Muslim, Jadi, bagaimana pendapat mereka tentang Islam?

Dubes Ishii: Saya pikir orang Jepang memiliki pikiran terbuka dan kesiapan umum kepada publik. Mereka siap memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang budaya muslim, dan juga ada program yang sangat bagus untuk mengetahui budaya baru. Jadi, kami memahaminya dan mereka juga memahami kami.

MINA: Apakah Anda melihat Indonesia sebagai mitra dalam pengembangan industri wisata halal?

Dubes Ishii: Indonesia memiliki potensi besar untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Anda harus bangga akan hal itu. Indonesia menjadi negara yang mayoritas penduduknya Muslim yang hidup dengan budaya Islam, sementara kita perlu mengembangkan industri halal. Jadi, saya pikir kita bisa bekerja sama dan keduanya bisa saling mendapatkan manfaat. Jadi ini adalah situasi yang saling menguntungkan.

Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap

MINA: Apa pesan Anda untuk warga Indonesia yang tengah merayakan hari kemerdekaannya?

Dubes Ishii: Saya mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia. Anda telah melakukan pekerjaan yang hebat, dan Anda tumbuh lebih cepat dari sebelumnya.

Hubungan antara Indonesia dan Jepang sangat dekat dan akan berlanjut lebih erat pada masa depan.

Jadi, jika anak muda Indonesia siap datang ke Jepang, kami siap memberikan pelatihan. Kami membutuhkan generasi muda berbakat seperti Anda semua untuk meraih kesuksesan. Kami sangat senang membantu Anda. (A/R01/P2)

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 3)

Kantor Berita Mi’raj (MINA)

Rekomendasi untuk Anda