Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PROF. BRATAWINATA : KEBAKARAN HUTAN, AKIBAT PEMERINTAH INDONESIA TELEDOR

Fauziah Al Hakim - Selasa, 6 Oktober 2015 - 17:32 WIB

Selasa, 6 Oktober 2015 - 17:32 WIB

1246 Views ㅤ

MINA
MINA

MINA

Wawancara eksklusif dengan Guru Besar Ilmu Kehutanan dan Lingkungan Profesor Dr. Ir. Achmad Arieffien Bratawinata, M.Agr. Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur 

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia terutama di Sumatera dan Kalimantan sangat merugikan berbagai pihak. Masalah ini sudah membuat geram beberapa kalangan. Meski telah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi kabut asap sebagai akibat kebakaran lahan dan hutan itu, tapi hingga kini belum juga membuahkan hasil.

Tak tanggung-tanggung, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pun harus blusukan untuk meninjau langsung bencana asap di Palembang. Sang Presiden langsung melihat sampai ke tengah hutan yang terbakar. Presiden memantau penanganan kebakaran hutan di Dusun Garonggang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Untuk mengetahui lebih mendalam sebab dan akibat kebakaran lahan ini, Kantor Berita Mi’raj Islamic News Agency (MINA) secara khusus mewawancarai pakar lingkungan dan juga mantan rektor Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Prof. Dr. Ir. Achmad Arieffien Bratawinata, M.Agr.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Berikut petikan wawancaranya:

MINA: Bagaimana dampak dari kebakaran hutan yang sekarang terjadi di berbagai daerah Indonesia?

Ariffien: Kebakaran hutan sangat merugikan berbagai pihak. Lantai hutan yang terbakar mengakibatkan mikroorganisme tanah mati, sehingga tanah menjadi tidak subur lagi, flora dan fauna pun musnah.

Pohon asal yang dibakar itu tidak akan tumbuh lagi dan akan diganti dengan pohon-pohon yang kurang produktif. Belum lagi jika ada hujan lebat, abu-abu dari kebarakan itu akan larut sehingga tanah tidak subur lagi, hal ini sangat merugikan.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Kebakaran hutan juga mempengaruhi perekonomian, karena kayu-kayu yang seharusnya bisa dijual malah terbakar. Kabut asap yang diakibatkan kebakaran juga dapat merusak kesehatan, terutama pada gangguan pernafasan seperti ispa misalnya.

Selain itu, penerbangan dan transportasi darat, laut juga udara tidak bisa beroperasi. Para nelayan tidak bisa melaut dan banyak sekolah dengan sangat terpaksa harus diliburkan.

Kebakaran hutan dan kabut asap dapat merugikan dunia, karena bisa menyebabkan lapisan ozon bocor. Jika lapisan ozon bocor, maka temperatur akan naik, hal ini sangat berbahaya sekali, karena gunung-gunung es akan mencair.

MINA: Bagaimana proses kebakaran hutan itu bisa terjadi?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Ariffien: Kebakaran hutan ini terjadi karena masyarakat Indonesia tidak disiplin, terutama para petani yang membuka lahan dengan cara dibakar, sehingga perusahaan asing mencontoh tindakan tersebut.

Perusahan yang terlibat pembakaran hutan ini kebanyakan perusahaan asing, di negaranya mereka tidak berani membakar lahan, sedangkan di Indonesia mereka berani membakar lahan, kan lucu. Kenapa bisa demikian, karena mereka mencontoh masyarakat Indonesia yang membuka lahan dengan cara dibakar.

Pemerintah juga kurang waspada dalam menyikapi masalah ini, tidak melakukan penyuluhan-penyuluhan untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan. Kebakaran hutan ini sudah rutin terjadi setiap tahun, tapi tidak ada tindakan bagaimana mengantisipasi serta memberi hukuman yang tegas dalam kasus serupa ini. Sehingga tidak ada efek jera bagi para pelaku.

MINA: Selain berdampak pada perekonomian, kesehatan, transportasi, pendidikan apakah ada dampak lain?

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Ariffien: Akibat kebakaran hutan ini, masalah bisa merambah kemana-mana, selain berdampak pada perekonomian, kesehatan, transportasi, pendidikan, persahabatan dengan negara tetangga pun terancam. Warga Malaysia dan Singapura mencemoohkan Indonesia karena kabut asap yang dirasa sudah sangat merugikan mereka.

MINA: Apa langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengadili para pemilik perusahaan yang diduga membakar hutan sudah tepat?

Ariffien: Bagus, sangat bagus. Pemerintah harus tegas dalam menanggapi masalah ini, harus ada sanksi yang berat untuk para pelaku kebakaran hutan, sehingga hal semacam ini tidak terjadi lagi. Cabut surat izin usahanya, bayar denda, penjara, pokoknya mereka itu harus diberi hukuman seberat-beratnya.

MINA: Apa hubungan kemarau dengan kebakaran?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Ariffien: Kebakaran hutan bukan disebabkan oleh kemarau. Tak dipungkiri, akibat dari kemarau panjang ini, memang lahan menjadi kering. Tapi jika tidak ada yang menyalakan api, maka tidak akan terjadi kebakaran hutan.

Di luar negeri juga terjadi kemarau, tetapi tidak terjadi kebakaran hutan seperti ini, sedangkan Indonesia dari tahun ke tahun terus terjadi kebakaran hutan.

MINA: Sejauhmana peran masyarakat ikut andil dalam mengatasi kebakaran hutan?

Ariffien: Banyak masyarakat yang ikut andil dalam masalah ini, tapi karena sudah parah sehingga berbagai upaya yang dilakukan belum bisa mengatasi kebakaran itu termasuk menangani kabut asapnya.

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

MINA: Bagaimana langkah pencegahan supaya ke depan tidak terjadi kebakaran lagi?

Ariffien: Pemerintah, Dinas Kehutanan, Menteri Penerangan, Kepolisian dan lembaga-lembaga terkait lainnya harus melakukan penyuluhan yang serius kepada masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan. Sehingga akan timbul kesadaran diri dari masyarakat tentang arti pentingnya menjaga dan melindungi hutan dan bahayanya membakar lahan.

MINA: Bagaimana supaya hutan bisa memberi manfaat maksimal untuk kehidupan?

Ariffien: Hutan itu harus dijaga, dipelihara dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, serta dilestarikan, sehingga bisa berkesinambungan. (L/P006/R02)

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Indonesia
Indonesia