Tel Aviv, MINA – Pasukan pendudukan Israel (IOF) pada Senin (15/7) mengumumkan, mereka menunda integrasi tentara wanita ke dalam korps lapis baja di Gaza karena kekurangan tank dan amunisi yang signifikan.
Menurut pernyataan itu, banyak tank yang rusak akibat konfrontasi di Jalur Gaza, demikian yang dilaporkan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.
Keputusan ini muncul setelah adanya petisi yang menuntut agar instruktur tank perempuan diizinkan bergabung dengan pasukan tempur di Gaza, setelah mereka berpartisipasi dalam konfrontasi yang terjadi setelah Operasi Banjir al-Aqsa pada 7 Oktober.
Kepala Staf Israel memutuskan menunda integrasi tentara wanita ke dalam korps lapis baja yang bermanuver hingga November 2025 karena kekurangan tank dan amunisi akibat perang yang berkepanjangan.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Menurut petisi tersebut, pasukan Israel telah merencanakan program percontohan untuk awak tank wanita mulai bulan Oktober. Namun karena kendala perang, program tersebut ditunda hingga November 2025.
Ini menandai pertama kalinya IOF mengakui kehilangan sejumlah besar tank dalam perang di Gaza dan menderita kekurangan peluru serta banyak tentara dan komandan yang terluka atau tewas dalam pertempuran.
“Ada banyak kendala yang menghalangi diresmikannya program integrasi tahun depan, termasuk tidak dapat dioperasikannya banyak tank, kekurangan amunisi, dan sejumlah besar rekrutan yang diperlukan untuk mengisi posisi di korps lapis baja di selatan dan utara,” kata IOF menanggapi petisi Mahkamah Agung.
“Kesulitan obyektif telah muncul akibat pertempuran di Jalur Gaza dan front lainnya, terutama di unit tempur [IOF], di mana komando dan perhatian sistemik terfokus pada perang tersebut,” tambah tanggapan tersebut. []
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)