Ghouta Timur, MINA – Kelompok bantuan kemanusiaan di Ghouta Timur yang sedang mengalami bombardir serangan udara dan artileri tanpa henti mengatakan, kengerian yang terjadi “seperti akhir dunia.”
Lembaga kemanusiaan Save the Children memperingatkan adanya kengerian yang dihadapi oleh ribuan anak yang terjebak di wilayah pinggiran Damaskus itu.
Pengeboman selama 48 jam terakhir telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, lebih 250 orang telah tewas.
Lembaga itu mengatakan bahwa tingkat kerusakan melebihi krisis Aleppo pada tahun 2016, demikian The New Arab melaporkan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Badan amal tersebut memperingatkan dan meminta lebih banyak perhatian dan kemarahan dari masyarakat internasional atas serangan dari pasukan Pemerintah Suriah.
Dikatakan bahwa lebih dari 350.000 warga sipil tetap terjebak di daerah tersebut. Lebih dari 4.000 di antaranya sekarang tinggal di ruang bawah tanah dan tempat penampungan, mereka menghabiskan hari-harinya dengan bersembunyi dari operasi pengeboman dan penembakan yang tak berhenti.
“Situasi benar-benar mengerikan. Pesawat-pesawat belum berhenti sedetik pun sepanjang malam,” kata seorang juru bicara dari Syria Relief, mitra Save the Children.
“Saya pergi lebih awal untuk mendapatkan sekantong roti pagi ini. Hanya ada satu toko roti yang buka di semua Ghouta dan ada lebih dari 500 pria menunggu sehingga saya tidak bisa mendapatkannya,” katanya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Ia mengatakan, anak-anak tidak pernah mengalami ketakutan seburuk ini. Sepanjang malam terdengar tangisan anak-anak yang takut, ibu mereka hidup dalam kengerian, mereka tidak tidur semalaman.
“Ghouta kemarin penuh kegelapan, tidak ada bola lampu, tidak ada cahaya di mana pun,” tambahnya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata