Oslo, MINA – Para pengunjuk rasa di Iran pada hari Jumat (18/11) meneriakkan slogan-slogan anti-rezim pada pemakaman seorang anak laki-laki, yang menurut keluarganya dibunuh oleh pasukan keamanan, kata lembaga Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia dan lembaga monitor 1500tasvir.
Ratusan orang berbondong-bondong ke kota Izeh di Iran barat daya untuk menghadiri pemakaman Kian Pirfalak, berusia sembilan atau 10 tahun menurut para aktivis.
Rekaman aksi itu diunggah oleh kedua lembaga tersebut, The New Arab melaporkan.
Ibunya mengatakan pada upacara pemakaman bahwa Kian ditembak pada hari Rabu (16/11) oleh pasukan keamanan, meskipun para pejabat Iran bersikeras bahwa Kian dibunuh dalam serangan “teroris” yang dilakukan oleh kelompok ekstremis.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Dengarkan dari saya sendiri tentang bagaimana penembakan itu terjadi, jadi mereka tidak bisa mengatakan itu dilakukan oleh teroris karena mereka berbohong,” kata ibunya pada pemakaman, menurut video yang diunggah oleh 1500tasvir.
Media oposisi yang berbasis di luar Iran mengatakan bahwa anak di bawah umur lainnya, Sepehr Maghsoudi (14) juga ditembak mati dalam keadaan serupa di Izeh pada hari Rabu.
Pemakaman telah berulang kali menjadi pusat protes dalam gerakan yang dimulai setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September, yang telah ditangkap oleh polisi moralitas Teheran.
Televisi pemerintah Iran mengatakan, tujuh orang telah dimakamkan, termasuk seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, menambahkan mereka telah dibunuh oleh “teroris” dengan sepeda motor.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kantor berita Fars, yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran, mengutip Gubernur Provinsi Khuzestan Sadegh Khalilian yang mengatakan bahwa “elemen asing” berada di balik apa yang terjadi.
“Kian Pirfalak, sembilan, dan Sepehr Maghsoudi, 14, adalah di antara setidaknya 56 anak yang dibunuh oleh pasukan Iran yang bekerja untuk menghancurkan Revolusi Iran 2022,” kata Hadi Ghaemi, Direktur Pusat Hak Asasi Manusia di Iran yang berbasis di New York. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata