Medan, 15 Sya’ban 1438/11 Mei 2017 (MINA) – Kementerian Agama meminta para guru untuk mengoptimalkan keberadaan Rohani Islam (Rohis) sebagai sarana pembinaan pemahaman siswa sekolah tentang Islam rahmatan lil alamin.
Hal ini ditegaskan Kasubdit Pendidikan Agama Islam (PAI) pada SMP Nifasri saat menjadi narasumber kegiatan Pengembangan Pembelajaran PAI pada SMP di Medan, Kamis (11/5). Demikian laporan pers Kemenag yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kegiatan yang difokuskan pada penguatan metodologi pembelajaran ini diikuti 70 Guru PAI SMP dari wilayah Sumatera Utara.
Menurut Nifasri, PAI saat ini dihadapkan pada tantangan berkembangnya paham radikalisme, anti pancasila, dan intoleransi beragama. Oleh karena itu, Guru PAI bertugas menginternalisasi pesan dan nilai Islam Rahmatan lil Alamin kepada siswa.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan Rohis sebagai program unggulan untuk menyebarkan pesan Islam sebagai rahmat dengan metode yang menarik.
“Sampaikan Islam Rahmatan lil Alamin dengan metode yang menarik pada Pembinaan Rohis,” jelas Nifasri.
Selain itu, lanjut Nifasri, guru PAI juga harus mampu menginisiasi program PAI Unggulan di Sekolah. Pembelajaran di kelas bukanlah satu-satunya sarana, karenanya penting juga misalnya para guru mengembangkan Laboratorium PAI.
“Yang jelas, metode pembelajaran tidak boleh berhenti pada pembelajaran di kelas,” tegas Nifasri.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Guru PAI bisa menjadikan Laboratorium PAI sebagai program Unggulan jika guru mampu menerapkan metode inquiry based learning dengan baik.
“Arahkan peseta didik untuk melakukan penelitian terkait materi PAI, pasti Laboratorium PAI akan ramai dikunjungi,” tandasnya.
Kegiatan Pengembangan Pembelajaran PAI pada SMP ini berlangsung hingga 12 Mei 2017. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru