Kemendikbudristek dan BKKBN Kerjasama Turunkan Angka Stunting

Jakarta, MINA – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) pada Senin (7/2) menjalin kerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana () untuk menurunkan angka di Indonesia.

Pelaksanaan kerja sama tersebut merupakan upaya tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2001 tentang Percepatan Penurunan Angka Stunting.

Sesuai dengan ketetapan yang disesuaikan oleh World Health Assembly pada tahun 2025, target penurunan stunting diharapkan dapat mencapai 40 persen pada angka balita yang mengidap stunting.

Dengan angka tersebut, negara diminta untuk berkomitmen dan berkontribusi dalam menetapkan target penurunan stunting nasional.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam, menyadari bahwa angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi.

“Permasalahan stunting di Indonesia merupakan permasalahan yang kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama dan gotongroyong dari berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini, tak terkecuali perguruan tinggi,” tuturnya.

Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi permasalahan stunting karena terdapat banyak intelektual dan pakar dari berbagai bidang ilmu yang dapat berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Hal ini merupakan kekuatan tersendiri yang dimiliki oleh perguruan tinggi.

“Stunting tidak hanya masalah gizi, tapi juga masalah air bersih, masalah akses pada bahan pangan yang berkualitas, pengelolaan keluarga, pernikahan dini, dan sebagainya. Jadi, aspeknya sangat luas dan sangat membutuhkan pendekatan multidimensional atau lintas disiplin dari para pakar maupun juga melalui kegiatan mahasiswa di dalam Tridarma Perguruan Tinggi,” ujar Nizam.

Sejauh ini, perguruan tinggi telah banyak berkontribusi untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Melalui program Kampus Merdeka mahasiswa, dapat mengasah kemampuan dan mempraktikkan ilmunya secara langsung di tengah masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa dapat ikut serta dalam mengakselerasi penurunan angka stunting di Indonesia.

Ditjen Diktiristek juga telah menjalankan program Matching Fund atau pendanaan pendamping antara kampus dan mitra.

Dengan program ini, perguruan tinggi dapat bekerja sama dengan mitra yang ada untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, seperti stunting, dengan pendanaan dari Ditjen Diktiristek.

“Pada tahun 2021 sudah banyak perguruan tinggi yang memanfaatkan Matching Fund Kedaireka untuk program penurunan angka stunting dengan hasil yang cukup menjanjikan. Melalui kerja sama dengan BKKBN ini, semoga penurunan angka stunting di Indonesia dapat terakselerasi dengan program dan target yang lebih terfokus,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani, mengatakan, setidaknya sudah terdapat 321 perguruan tinggi yang turut melakukan kerjasama dengan BKKBN tingkat provinsi.

Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam percepatan penurunan stunting. Melalui tridarma perguruan tinggi, diharapkan perguruan tinggi dapat berpartisipasi aktif dalam penurunan angka stunting di tingkat provinsi dan kabupaten.

“Dengan banyaknya jumlah perguruan tinggi yang terlibat, nantinya juga akan dilibatkan dalam program Matching Fund Kedaireka,” imbuhnya. (R/R5/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.