Gaza, MINA – Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan pada Kamis (18/1), Kementerian telah mencatat ratusan kasus keguguran dan kelahiran prematur, sebagai akibat dari stres, kepanikan dan pengungsian paksa akibat pemboman brutal pendudukan Zionis Israel.
Dikutip dari Memo, Jum’at (19/1), Al-Qudra mengatakan kepada wartawan di depan Rumah Sakit Bersalin Tal Al-Sultan di Rafah, Gaza selatan, kurangnya layanan kesehatan di tempat-tempat pengungsian serta sulitnya mencapai rumah sakit membuat kehidupan sekitar 60.000 wanita hamil menghadapi risiko komplikasi kehamilan.
Al-Qudra mengatakan, selama 24 jam terakhir, tentara pendudukan Israel melakukan 15 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menewaskan 172 orang dan melukai 326 lainnya, serta banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, sementara ambulans dan kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau korban.
Pada hari ke-104 agresi pendudukan Israel, jumlah orang yang syahid akibat serangan pendudukan Israel di Gaza yang terkepung mencapai 24.620 orang dan 61.830 orang terluka.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Al-Qudra juga menunjukkan, Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat lebih dari 8.000 kasus infeksi hepatitis A akibat kepadatan penduduk dan rendahnya tingkat kebersihan pribadi di tempat-tempat pengungsian, sehingga diperkirakan jumlah infeksi akan berlipat ganda di seluruh Jalur Gaza yang terblokade.
Ia meminta semua pihak internasional membangun mekanisme baru yang efektif untuk menjamin aliran bantuan medis sesuai dengan kebutuhan yang dinyatakan serta meminta Mesir, negara-negara Arab dan masyarakat dunia yang merdeka untuk menemukan mekanisme baru guna memastikan lebih dari 6.500 orang yang terluka. Ini merupakan prioritas mendesak untuk merawat mereka di rumah sakit. (T/chy/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel