Srinagar, 30 Muharram 1438/31 Oktober 2016 (MINA) – Ketua Front Pembebasan Jammu dan Kashmir Muhammad Yasin Malik pada Ahad (30/10) menegaskan bahwa antara pemimpin pro-kemerdekaan Kashmir akan tetap bersatu.
Menurutnya, persatuan pro-kemerdekaan telah ditempa setelah pembunuhan polisi India terhadap Burhan Wani, Komandan Hizbul Mujahidin dan ia menegaskan bahwa persatuan akan terus tercipta dan tidak ada perbedaan masalah yang mendasar.
“Pemberontakan yang berlangsung sekali lagi menarik perhatian dunia terhadap Kashmir dan Pemerintah New Delhi telah terguncang oleh ketabahan dan tekad rakyat Kashmir,” kata Malik yang pada Sabtu malam baru dibebaskan dari 113 hari penahanannya di penjara. Demikian Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.
Namun ia menyayangkan, beberapa penulis dan kolumnis di media mencoba menciptakan kebingungan dengan menulis bahwa beberapa kelompok dari Konferensi Hurriyat (G) pimpinan Syed Ali Geelani dan Konferensi Hurriyat (M) pimpinan Mirwaiz Umar Farooq tidak mendukung persatuan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Saran saya kepada kolumnis ini agar introspeksi dan berhenti bekerja atas perintah tuan mereka. Saya ingin memberitahu bahwa kesatuan orang-orang Kashmir akan tetap utuh. kesatuan ini akan membuat gerakan Kashmir terus maju,” ujarnya.
Menanggapi tentang pertemuan Geelani dan Mirwaiz dengan delegasi dari Pemerintah New Delhi, Malik mengatakan bahwa pertemuan itu tidak akan mempengaruhi kesatuan para pemimpin Kashmir.
Malik mengatakan bahwa perjuangan Kashmir adalah “asmara” baginya dan dia tidak akan menjualnya.
“Setiap inci tanah Kashmir direndam dengan darah para syuhada dan hampir tidak ada rumah yang belum melihat kekejaman (India),” katanya.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Pada tahun 1975, setelah perjanjian Indira-Abdullah, Pemerintah New Delhi mengumumkan bahwa mereka telah memenangkan perang di Kashmir. Namun, setelah beberapa tahun, sebagian pemuda Kashmir mengangkat senjata dan menarik perhatian dunia terhadap masalah Kashmir.
Para pemuda Muslim Kashmir berada di garis depan selama perlawanan musim panas 2008, 2009 dan 2010, setelah menghadapi kekejaman yang luar biasa oleh pasukan India.
“Pemuda Kashmir Sejauh ini merampas 100 senjata dari personel pasukan, termasuk polisi. Setidaknya 20.000 pemuda akan bergabung dengan perlawanan bersenjata di Kashmir,” tambah Malik. (T/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan