Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KONFLIK TIMUR TENGAH GRAND DESIGN AMERIKA BERBIAYA MURAH

Rudi Hendrik - Jumat, 13 Maret 2015 - 23:21 WIB

Jumat, 13 Maret 2015 - 23:21 WIB

2628 Views

Habib Husein Al-Atas menjelaskan dalang konflik di Timur Tengah. (Foto: Rudi/MINA)
<a href=

Habib Husein Al-Atas. (Foto: Rudi/MINA)" width="300" height="221" /> Habib Husein Al-Atas. (Foto: Rudi/MINA)

Jakarta, 22 Jumadil Awwal 1436/13 Maret 2015 (MINA) – Ulama sekaligus Pembina Radio Silaturahim di Jakarta, Habib Husein Al-Atas, menyatakan konflik di Timur Tengah adalah grand design Amerika dan Zionis yang berbiaya sangat murah.

Hal itu ia simpulkan karena menurutnya, musuh-musuh Islam menggunakan tangan-tangan dan biaya dari Muslimin sendiri untuk menghancurkan sesama Muslim.

Berikut ini hasil wawancara khusus Rudi Hendrik, wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dengan Habib Husein di kediamannya, Kamis 12 Maret 2015:

Mi’raj News: Konflik Timur Tengah diyakini kuat adalah karya Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Bagaimana Habib melihatnya?

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Habib Husein: Jika kita mengamati konflik di Timur Tengah, orang yang sedikit diberi kebebasan akan  memahami itu merupakan desain Amerika, Zionis dan sekutu-sekutunya, termasuk di antaranya Arab Saudi terlibat di antaranya.

Sewaktu Iran masih dipimpin oleh Shah Iran, kita tahu pada saat itu terjalin hubungan mesra antara Arab Saudi dan Iran, tidak pernah ada isu Sunni-Syiah, sebab yang jadi majikan mereka sama, yaitu Amerika.

Iran di bawah pimpinan Shah Iran merupakan sekutu Amerika, Arab Saudi sekutu Amerika, begitu pula Uni Emirat Arab. Dan kita lihat Iran merupakan negara penyuplai minyak terbesar.

Dan pada saat itu kita jumpai hubungan mesra di antara negara-negara Arab, bahkan ulama Syiah menjadi wakil Rabitha (organisasi dunia di negara-negara Arab) termasuk buku-buku mereka pun dipelajari di universitas-universitas Arab Saudi, di dunia Islam, di forum keislaman maupun di negara-negara Arab lainnya.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Tapi semenjak terjadinya Revolusi Iran, kepemimpinan di Iran tidak lagi loyal kepada Amerika dan tidak lagi menjadi sekutunya, maka dengan sendirinya Amerika tidak dapat berpihak. Maka mereka (Amerika) berupaya menghancurkan revolusi Iran pada saat itu. Kita saksikan sekutu-sekutu Amerika di Arab bekerja sama mengekspos perbedaan antara Syiah dan Sunnah. Dan hari ini jika kita perhatikan, tidak ada hubungannya dengan Barat dan Zionis. Artinya, masalah sebagian umat Islam tentang Sunnah dan Syiah tidak penting bagi mereka, yang penting bagi mereka adalah loyalitas.

Apabila suatu negara, baik Syiah maupun Sunnah loyal kepada Amerika, maka Amerika akan melindungi hak-haknya dan pemerintahannya. Namun apabila suatu negara Sunni anti-Amerika, maka akan menjadi musuh Amerika.

Contoh Sudan. Penduduknya beragama Islam. Mengapa Amerika memusuhi Sudan, karena negara itu tidak loyal kepada Amerika. Mereka malah menyediakan investasi lahan minyak Darfur kepada Rusia, China, termasuk Malaysia. Maka pemerintahan Sudan harus dilenyapkan dan diganti dengan pemerintahan boneka yang sejalan dengan kepentingan Amerika. Dan kita lihat, bagaimana Amerika memberikan dukungan kepada Sudan Selatan supaya mengganggu stabilitas. Jika perlu, pemerintah Sudan digulingkan dan digantikan.

Mi’raj News: Apakah dalam Islam ada saat-saat tertentu yang membolehkan dilakukannya kekerasan?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Habib Husein: Kekerasan yang berlangsung di Suriah, Irak, di antara ahli Sunnah dan Syiah, antara Sunni dan Sunni yang sama-sama mengaku ahli sunnah, adalah sebuah permainan cantik yang dibuat oleh Barat dan Zionis tentang bagaimana mampu meniupkan kebencian permusuhan di antara sesama kaum Muslim, dengan berbagai macam tujuan.

Tampak tujuannya mulia untuk jihad, menegakkan ajaran Islam dan sunnah Rasul, tapi sebenarnya mereka adalah orang-orang yang digiring, orang-orang yang dikendalikan oleh dalang-dalang yang tidak terlihat di belakang layar.

Pembunuhan, pembantaian rakyat-rakyat sipil yang tidak berdosa, agama tidak pernah membenarkan.

Sebelum adanya deklarasi PBB yang berkaitan dengan hak-hak, baik masa damai maupun masa peperangan, Rasulullah Saw jauh-jauh hari telah memberikan ketegasan, jangan kalian ganggu orang tua, wanita, anak-anak, orang-orang yang tidak berperang, mereka yang berada di rumah ibadah, jangan kalian mencincang, jangan membakar, itu merupakan pesan dari Rasul. Musuh melakukan perbuatan seperti ini, tapi umat Islam dilarang.

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Dalam kondisi peperangan Rasul mengatakan ini. Allah membela kalian karena kalian berada dalam kebenaran. Kalau kalian sama dengan mereka, maka apa perlunya Allah membela kalian.

Umat Islam ini dalam perjuangan hidupnya, baik masa damai maupun masa perang, artinya umat yang membawa misi.

Umat yang dikendalikan oleh emosi dan hawa nafsu, melakukan perbuatan-perbuatan mungkar atas nama agama, ini justeru perbuatan yang dibenci Allah.

Mi’raj News: Mengapa sebagian umat Islam sangat mudah terprovokasi?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Habib Husein: Mengapa umat Islam dengan mudah masuk perangkap, propaganda dan kampanye pihak-pihak musuh? Karena berlangsungnya ketidakadilan di tengah-tengah pemerintah kepada masyarakat yang mayoritas Muslim.

<a href=

Habib Husein Al-Atas menjelaskan dalang konflik di Timur Tengah. (Foto: Rudi/MINA)" width="300" height="204" /> Habib Husein Al-Atas menjelaskan dalang konflik di Timur Tengah. (Foto: Rudi/MINA)

Jika Muslimin merasa tertindas hak-haknya oleh sekelompok kecil orang berkuasa yang menguasai kekayaan negara, bekerja sama dengan pemerintah-pemerintah zalim, akhirnya timbul dendam, kebencian, permusuhan dan prustasi mengakibatkan mereka melakukan perbuatan ekstrim yang melampaui batas.

Di tengah-tengah tekanan dan ketidakadilan pemerintah, mereka mendengar adanya ISIS menjalankan syariat Islam, membangun khilafah, juga memerangi Zionis dan musuh-musuh Islam (slogan-slogan yang diperjuangkan). Maka tidak heran jika Muslimin dari berbagai negara Muslim seperti Indonesia, Malaysia, bahkan dari Eropa, datang (ke Suriah dan Irak).

Ledakan yang timbul di tengah-tengah dunia Islam membuat mereka (Muslimin) mudah masuk propaganda, perangkap, dan seruan yang mengatasnamakan Islam dan menegakkan khilafah. Itulah yang membuat mereka berbondong-bondong menyambut seruan, meskipun ketika mereka tiba di sana, mereka tidak menjumpai apa yang mereka harapkan.

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

Seorang wanita Inggris bersama anaknya meninggalkan Inggris dengan harapan hidup di bawah naungan syariah,  ternyata yang mereka jumpai tidak sesuai dengan janji propaganda yang didapatkan.

Nah, siapa yang menyebarkan propaganda dan bisa menipu warga Inggris, Perancis dan sekian banyak umat Islam di berbagai negara? Ini merupakan propaganda yang licin luar biasa.

Negara Barat ingin membersihkan negeri mereka dari kelompok ekstrimis yang dianggap menjadi rongrongan bagi pemerintah dan menjadi ancaman tersembunyi yang tidak terlihat. Jika mereka mengadakan pembersihan, maka dengan sendirinya mereka akan berhadapan dengan undang-undang yang mereka buat sendiri berkaitan dengan HAM. Tapi jika mereka biarkan, jadi bom waktu.

Maka cara paling baik adalah mereka menggunakan propaganda-propaganda untuk menggiring ekstrimis di negeri mereka pergi ke Suriah dan Irak, kemudian mereka tutup pintu untuk kembalinya. Jadi sekali tepuk bukan hanya dua lalat, tapi sekali tepuk beberapa lalat.

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

Mereka melemahkan negara yang menjadi ancaman bagi mereka seperti Suriah, Irak, bahkan Iran ingin mereka libatkan dalam konflik secara langsung. Seperti perang Irak-Iran dulu, tanpa harus meneteskan setetes pun darah, tanpa mengeluarkan banyak biaya.

Dengan uang dari kaum Muslimin dan semangat jihad yang mereka tiupkan, Muslimin diadu domba. Kemudian mereka mengambil keuntungan saat pembangunan kembali dengan menguasai kekayaan alamnya, membuka lapangan pekerjaan bagi perusahaan Amerika untuk membangun kembali infrastruktur yang hancur dimana pemimpin-pemimpin boneka yang telah mereka pasang untuk mewakili kepentingan mereka.

Mi’raj News: Terkesan sebagian golongan umat Islam yang lain sudah tidak mau menerima pemahaman Muslim yang lain. Menurut Habib?

Habib Husein: Kita juga bisa memahami, tidak semua orang-orang Islam itu cerdas atau bisa mengendalikan emosinya dan berpikir secara bijak. Mereka hanya bisa melihat sesuatu secara lahir.

Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap

Ketika berbagai propaganda mereka terima, kemudian tidak dijumpai sosok pemimpin yang baik dan kinerjanya bisa mereka dukung, akibatnya dengan mudah propaganda itu masuk.

Ketika muncul Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai pemimpin yang mendirikan syariat Islam dan slogan-slogan lainnya, maka mereka merasa inilah pemimpin yang selama ini mereka rindukan.

Namun jika di negeri kita ada pemimpin-pemimpin yang bisa dipercaya, jujur, mewakili kepentingan banyak umat, berpegang teguh pada syariat Allah, niscaya rakyat akan mudah diberikan pemahaman.

Kerusakan yang sekarang kita lihat terus berlangsung, dikarenakan tokoh-tokoh agama dan pemimpin kita telah menghilangkan kepercayaan umat.

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 3)

Ini merupakan konspirasi, grand design dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan umat Islam. Jika kekuatan kita sudah lemah, maka mereka akan menguasai sumber-sumber daya kita, termasuk sumber kekayaan minyak.

Mi’raj News: Dengan perpecahan umat Islam yang sangat vulgar ini, sikap apa yang harus kita kedepankan?

Habib Husein: Perpecahan umat saat ini, di samping merupakan rekayasa musuh juga karena kelemahan Muslimin dalam memahami agamanya secara benar.

Bagaimana mungkin umat bisa disatukan dalam Islam jika yang ditanamkan adalah panatisme kelompok-kelompok? Umat baru bisa bersatu jika yang ditanamkan dalam hati mereka semangat keislaman, kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya serta orang beriman.

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 2)

Adapun perbedaan pendapat di kalangan Muslimin, jangankan sekarang, pada masa Rasulullah Saw terjadi. Rasul hadapi dengan bijaksana. Pada masa sahabat Rasul pun dihadapi dengan cara bijaksana, dikembalikan kepada prinsip-prinsip Islam. Sedangkan perbedaan pendapat merupakan interprestasi manusia yang tidak ada jaminan kesucian di dalamnya. Para Sahabat, Tabi’in dan yang datang setelah itu, dijelaskan bahwa itu bukanlah pemisah.

Jangankan antar negara, dalam negara saja, antar kota antar kampung, panatisme kelompok kita lakukan. Loyalitas hanya untuk Allah, Rasul dan orang beriman. Semakin menipis kecintaan kepada Islam, semakin menguat panatisme pada kelompok dan golongan, maka tak ada harapan untuk bersatu.

Mi’raj News: Dalam Islam, jika seorang Muslim berniat jihad karena Allah, tapi medan jihadnya adalah hasil konspirasi, apa statusnya?

Habib Husein: Rasulullah Saw bersabda: Jika dua Muslim bertemu dengan pedang mereka, maka yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, yang membunuh masuk neraka bisa dimaklumi, tapi kenapa yang dibunuh juga masuk neraka? Dijawab oleh Rasulullah, jika dia bisa, dia juga akan membunuh saudaranya.

Karena itu, untuk meluruskan jihad, benar atau tidak benar, harus ada pemimpin yang betul-betul mengetahui kondisi melalui keputusan musyawarah. Tapi jika seseorang mengikuti perasaannya untuk berjihad, ternyata dia berjihad di medan yang salah dan membunuh sesama Muslim dengan cara yang brutal, ini adalah orang yang ditunggangi setan. (L/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Amerika
Internasional