Gaza, MINA – Kementerian Kesehatan di Gaza pada Sabtu (28/10) mengumumkan, jumlah korban pengeboman Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober meningkat menjadi 7.703 syahid dan 19.734 warga terluka.
Menurut data Kemenkes itu, termasuk 3.595 anak-anak yang korban jiwa.
Pendudukan Israel juga melakukan 53 pembantaian pengeboman kejam di Jalur Gaza dalam semalam, Anadolu melaporkan.
Tentara Pendudukan Israel pada Jumat menyatakan memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, ini menjadi serangan paling brutal dari serangan sebelumnya.
Baca Juga: Penjajah Israel Tangkap 440 Warga Palestina Selama November
Pengeboman di Gaza dimulai ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan sebuah serangan mendadak multi-cabang pada 7 Oktober yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Pendudukan Israel kemudian melancarkan serangan pengeboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas, berdampak pada seluruh penduduk Gaza.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza bergulat dengan kekurangan makanan, air, dan obat-obatan akibat pemboman udara besar-besaran Israel dan blokade total terhadap wilayah kantong tersebut.
Baca Juga: Tanggapi Ancaman Trump, Hamas: Itu Ditunjukkan untuk Netanyahu
Badan-badan bantuan internasional mengatakan mereka kehilangan kontak dengan stafnya di Gaza setelah Israel mematikan akses internet dan komunikasi.
Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera, dengan 120 negara memberikan suara untuk resolusi yang diajukan oleh Yordania. Namun Israel menolaknya.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.(T/R5/P1)
Baca Juga: Israel 52 Kali Langgar Perjanjian Gencatan Senjata Sejak 27 November Lalu
Mi’raj News Agency (MINA)