Semarang, MINA – Kota Semarang, Jawa Tengah, terpilih sebagai salah satu dari empat daerah yang mendapatkan Program Blue Deal dari Belanda, bersama Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kota Tangerang Banten.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Kamis (13/7) usai membuka Seminar Polder Banger dan “Kick-Off Meeting” Program Blue Deal yang menjadi wahana bertukar ilmu dan keahlian bidang sumber daya air.
“Kami berharap Program Blue Deal ini bisa menjadi alternatif pengendalian banjir yang terjadi di Semarang,” kata Hevearita.
Menurutnya, Pemerintah Kota Semarang mendapatkan dukungan dari Pemerintah Belanda melalui Program Blue Deal yang diharapkan bisa mempercepat penyelesaian penanganan banjir secara pararel.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Hevearita mengakui dalam pengelolaan air dan pengendalian banjir, salah satunya perlu belajar dari Pemerintah Belanda, khususnya Kota Volendam dengan tata kelola airnya.
Ketinggian Volendam berada di bawah permukaan air laut dan berdampingan langsung dengan laut, tetapi air tidak masuk ke permukiman, apalagi sampai terjadi banjir.
“Ke depan, saya ingin mengajak satu atau dua nelayan dari Tambaklorok untuk dapat menyaksikan pengelolaan air yang baik di sana (Volendam),” kata Hevearita.
Ia menjelaskan program Blue Deal terdiri dari 17 kemitraan internasional dengan Dewan Air Belanda, dan sejumlah negara lain bekerja sama menyediakan bagi 20 juta orang akses air bersih, cukup, dan aman pada 2030.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
“Kami berharap ada percepatan-percepatan program sehingga dapat terselesaikan secara pararel masalah banjir ini di 2023 atau 2024. Tidak harus menunggu program selesai pada 2030,” katanya.
Bahkan, ia juga meminta agar program pengendalian banjir tersebut dapat dilakukan bersamaan dengan penyelesaian permasalahan eceng gondok yang menyebar di Sungai Banger Semarang.
Program Blue Deal memperkuat pengembangan kapasitas otoritas tata kelola air di berbagai negara di seluruh dunia sehingga negara tersebut dapat menerapkan solusi jangka panjang.
Program tersebut sekaligus tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) Bidang Sumber Daya Air Tahap 5 antara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Infrastruktur dan Sumber daya Air Kerajaan Belanda Mark Harbers, yang diteken 3 Juni 2022, di Den Haag, Belanda. (L/B04/RI-1)
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Mi’raj News Agency (MINA)