Harare, MINA – Zimbabwe memasuki hari kedua pengambilalihan militer dan penahanan rumah Presiden Robert Mugabe pada Kamis (16/11), seiring ada usaha lokal dan regional untuk menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung di negara itu.
Pejabat regional dari Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) dijadwalkan bertemu untuk membahas krisis itu dalam sebuah pertemuan berlangsung di negara tetangga Botswana, kantor pusat SADC berada.
Sebagai ketua blok ekonomi SADC, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengerahkan Menteri Pertahanan Afrika Selatan Nosiviwe Mapisa-Nqakula dan Menteri Keamanan Negara Bongani Bongo sebagai utusannya ke Harare.
Keduanya dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mugabe dan jenderal-jenderal angkatan darat pada Kamis dalam situasi yang belum pasti. Demikian Al Jazeera memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Meskipun banyak warga Zimbabwe yang berharap perubahan dari peraturan Mugabe selama 37 tahun berkuasa, kebanyakan orang di jalan-jalan Harare menghindar mengomentari penahanan rumah presiden berusia 93 tahun itu.
Tentara mempertahankan kehadirannya di pusat kota yang menjaga lokasi-lokasi strategis seperti parlemen, pengadilan, markas partai penguasa Zanu-PF dan penyiar negara, ZBC TV.
Angkatan Darat menegaskan tindakannya bukanlah kudeta, tapi masyarakat regional dan internasional telah meningkatkan perhatiannya terhadap langkah militer yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Beberapa menteri utama Mugabe, termasuk Menteri Keuangan Ignatius Chombo, saat ini ditahan oleh tentara di barak militer Raja George VI. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)