New York, MINA – Organisasi hak asasi manusia internasional, Human Rights Watch (HRW) menilai bahwa tanggapan terhadap demonstrasi mahasiswa yang mendukung Palestina sangat keras di pihak otoritas universitas yang menangani demonstrasi dan merampas hak para peserta untuk melakukan demonstrasi yang damai.
Organisasi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, Senin (29/4) melalui X, “Reaksi beberapa rektor universitas terhadap protes pro-Palestina sangat mengejutkan. Mereka adalah orang-orang yang harus mendorong pembelajaran dan perdebatan, dan mendorong generasi berikutnya untuk mempertahankan keyakinan mereka dalam suasana yang menghormati kebebasan mendasar.”
“Bukannya menghormati kebebasan dasar, mereka justru merespons dengan tindakan keras di institusi seperti Universitas Columbia, Universitas Texas, dan Universitas Emory,” tambahnya.
Organisasi itu mengungkapkan, ada penangguhan massal kelas-kelas, penggusuran dan pengusiran mahasiswa dari asrama universitas, dan penangkapan jurnalis yang meliput protes mahasiswa dan guru.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Bahkan jika Anda tidak setuju dengan hal ini, dan jika Anda yakin bahwa situasi di Jalur Gaza tidak pantas untuk diprotes, orang-orang ini masih memiliki hak untuk mengekspresikan pendapat mereka dan melakukan protes secara damai. Kita semua mempunyai hak ini,” HRW.
“Masyarakat tidak bisa begitu saja dirampas haknya untuk melakukan protes secara damai karena beberapa orang yang berada di atau dekat demonstrasi tersebut mengatakan hal-hal yang keji,” jelasnya.
Polisi Amerika menangkap lebih dari 900 orang dalam demonstrasi pro-Palestina yang dimulai di kampus beberapa universitas Amerika pada tanggal 18 April lalu.
Pada saat yang sama, sejak tanggal 7 Oktober lalu, tentara pendudukan Israel melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan Amerika dan Eropa, ketika pesawat-pesawatnya mengebom sekitar rumah sakit, gedung, menara, dan rumah warga sipil Palestina. , memusnahkan mereka di atas kepala penghuninya, dan mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
Mi’raj News Agency (MINA)