Wawancara Eksklusif dengan Agus Sudarmaji, Ketua Umum Aqsa Working Group (AWG)
Masyarakat Islam di ASEAN akan mengadakan aksi damai serentak di sejumlah kota di negara-negara kawasan itu setelah shalat Jumat, 2 Oktober 2015, untuk memprotes serangan terbaru Israel terhadap Masjid Al-Aqsha, di Kota Al-Quds, Palestina.
Ormas-ormas Islam yang mengkoordinir aksi damai di Indonesia itu di antaranya Aqsa Working Group (AWG) bersama dengan Forum Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam (FPI), juga didukung lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).
Ketua Umum AWG Agus Sudarmaji, selaku koordinator aksi damai, mengatakan, aksi damai berupa “Gerak Jalan (Longmarch) Cinta Masjid Al-Aqsha” akan dimulai dari Tugu Proklamasi Jakarta dan berakhir di Kedutaan Besar Palestina Jakarta.
Agus mengatakan, aksi damai itu merupakan rangkaian dari kampanye global “Selamatkan Al-Quds” yang digelar serentak di sejumlah kota di negara ASEAN.
Aqsa Working Group (AWG) adalah suatu lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsha.
Lembaga hasil dari Al-Aqsha International Conference yang digelar di Wisma Antara Jakarta pada 20 sya’ban 1429/21 Agustus 2008 yang dihadiri lebih dari 71 komponen dari berbagai unsur pimpinan organisasi massa Islam, unsur perwakilan dari kedutaan besar sejumlah negara muslim, unsur pimpinan lembaga pendidikan umum maupun pendidikan Islam, unsur pimpinan lembaga dakwah Islam, unsur pimpinan media massa Islam dan sejumlah individu atau perwakilan organisasi yang berpihak kepada perjuangan Islam, terutama pembebasan Masjid Al-Aqsha.
Konferensi internasional itu menghasilkan “Deklarasi Jakarta Untuk Pembebasan Masjid Al-Aqsha.”
Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis
Pada 2012, AWG bekerjasama dengan LSM lainnya mengadakan Konferensi Internasional Al-Quds dan Palestina di Bandung yang menghasilkan “Deklarasi Bandung untuk pembebasan Masjid Al-Aqsha.”
Berikut Wawancara Reporter MINA (Mi’raj Islamic News Agency) dengan Ketum AWG, Agus Sudarmaji, terkait aksi damai Cinta Al-Aqsha tersebut, Kamis malam (1/10).
MINA: Apa yang melatarbelakangi aksi longmarch dan apa tujuan diadakannya kegiatan tersebut?
Agus: Long march diselenggarakan sebagai wujud panggilan umat Islam Indonesia terhadap Masjid Al-Aqsha, yang diwakili oleh organisasi masa Islam yaitu NGO (Non Government Organisation) dan sebagai bukti bahwa Muslim Indonesia peduli terhadap Al-Aqsha yang masih dicengkram kaum penjajah Zionis Israel dan bukti mereka (Muslim Indonesia) tidak tidur.
Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina
MINA: Siapa yang berpartisipasi dalam kegiatan ini?
Agus: Ini merupakan sebuah gerakan global yang juga dilaksanakan serentak di sejumlah kota di empat negara angggota ASEAN, yaitu Malaysia, Thailand, Bangkok, dan Filipina, yang dimotori Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) dan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM).
Ada pun di Indonesia aksi damai ini dikoordinir Aqsa Working Group (AWG) bersama Forum Umat Islam (FUI), dan Front Pembela Islam (FPI), dan juga didukung lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).
MINA: Mengapa mengambil tanggal dua Oktober?
Agus: Karena memang hari itu jatuh bertepatan dengan hari Jum’at yaitu hari besar umat Islam dan itulah waktu yang tepat untuk masyarakat muslim berkumpul.
MINA: Dari mana rute yang akan dilalui peserta longmarch?
Agus: Aksi damai berupa “Gerak Jalan Cinta Masjid Al-Aqsha” akan dimulai dari Tugu Proklamasi Jakarta dan berakhir di Kedutaan Besar Palestina Jakarta.
Pada acara puncak Aksi damai yang diharapkan dihadiri sekitar 2.000 orang dari berbagai kalangan ini akan disampaikan orasi dari para tokoh ormas Islam dan penyerahan Pernyataan Sikap Dukungan Kemerdekaan Palestina dan Pembebasan Al-Aqsha yang diserahkan kepada Duta Besar Palestina Fariz N. Mehdawi.
Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel
Aksi damai ini juga akan digelar di beberapa kota di seluruh Indonesia, seperti Lampung, Bandung, Pontianak, Samarinda, Kupang dan lainnya.
Selain di Indonesia, sejumlah ormas Islam Malaysia yang tergabung dalam Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) juga akan mengadakan aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur setelah Shalat Jumat.
MINA: Bagaimana bentuk kesatuan umat Islam untuk Al-Aqsha yang digagas AWG?
Agus: Kita berusaha melakukan sosialisasi dari berbagai tingkatan usia di berbagai wilayah agar isu Palestina terutama Al-Aqsha menjadi isu utama, dan yang terpenting sosialisasi terus-menerus mengenai aksi boikot produk-produk Israel.
Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya
Dalam upaya ini, AWG telah menggelar berbagai sosialisasi Program Pembebasan (Ghazwah) Al-Aqsha berupa Gerak Jalan (Longmarch) Cinta Al-Aqsha, Bedah Buku Zionis, Pameran Foto Kekejaman Zionis, Pemutaran CD Palestina dan Perjuangan Islam, Seminar atau Tabligh Akbar Al-Aqsha Haqquna, pengumpulan dana Dinar Lil Palestina/One Man One Dinar, Penerbitan Kalender dan Buku Al-Aqsha, dan penyiapan mujahid Al-Aqsha, hingga saat ini.
Sesungguhnyalah pembebasan Al-Aqsha bukan sekedar merebut kembali sebuah masjid yang dinistakan oleh musuh-musuh Allah. Lebih dari itu, upaya tersebut adalah sebuah perjuangan mengembalikan dunia di bawah kepemimpinan yang akan merestorasi kedamaian dan keadilan di muka bumi yang pernah terjadi di bawah kekhalifahan Islam.
Aqsa Working Group (AWG) adalah salah satu lembaga yang insya Allah bekerja untuk membangun kesadaran semacam ini dan mengarahkan daya upaya untuk membebaskan Al-Aqsha.
MINA: Bagaimana terkait ekstrimis Yahudi yang terus menodai Al-Aqsha?
Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap
Agus: Yahudi tidak akan pernah rela jika Masjid Al-Aqsha dikuasai Muslimin, mereka akan melakukan berbagai macam cara untuk merebut dan merusaknya, dan mengganti kiblat pertama bagi umat Islam ini dengan Kuil Sulaiman yang mereka klaim sebagai tempat suci mereka.
Israel merebut Al-Quds Timur, di mana Masjid Al-Aqsha berada, dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.
Meningkatnya kunjungan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi ke situs tersuci ketiga bagi umat Islam itu menimbulkan kekhawatiran bagi Muslim tentang kemungkinan dirubahnya aturan yang sudah ada oleh Otoritas Israel.
Pada pertengahan September ini, saat perayaan Tahun Baru Yahudi, ratusan ekstrimis Yahudi menyerbu Al-Aqsha di bawah pengawalan ketat tentara Israel. Bentrokan pun pecah saat pasukan keamanan Israel dengan kekuatan besar menangkap dan menyerang jamaah Muslim Palestina yang berada di dalam Masjid Al-Aqsha. Bentrokan dan keadaan tegang di Al-Quds terjadi selama empat hari berturut-turut.
Bahkan demi melancarkan Yahudisasi di wilayah itu, Otoritas distrik Israel di Al-Quds, belum lama ini, memutuskan mengubah sejumlah jalan berbahasa Arab di Al-Quds Timur dengan bahasa Ibrani yang jumlanya mencapai 800 jalan.
Maka, untuk menunaikan tanggung jawab kita terhadap perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina, tentunya kta harus berupaya sekuat mungkin untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk perjuangan pembebasan Al-Aqsha.
MINA: Apa saja upaya apa yang akan dilakukan AWG setelah kampanye global ini?
Agus: Misi utama AWG sebagai suatu lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsa dengan membangun kesadaran kaum Muslimin melalui sarana pendidikan, dan memberikan berbagai bantuan untuk perjuangan Rakyat Palestina memperolah kemerdekaannya.
Pendiri Lembaga ini adalah seluruh komponen ummat yang hadir dalam Al-Aqsha International Conference yang diselenggarakan di Wisma Antara pada tanggal 20 sya’ban 1429H/21 Agustus 2008 di Jakarta.
Kesadaran tentang kondisi Masjid Al-Aqsha saat ini mendorong para peserta konferensi tersebut berbulat hati untuk menyatukan langkah demi membebaskan Masjid Al-Aqsha dan mengembalikannya ke pangkuan muslimin. Kita semua rindu untuk melihat Al-Aqsha terbebaskan. Kita semua ingin segera sholat bersama di masjid suci itu.(L/nrz/hna/R05/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Wawancara dengan MER-C: Peran dan Misi Kemanusiaan MER-C di Afghanistan