Marhaban Yaa Ramadhan: Menjemput Ampunan Allah

(Gambar: The Islamic Email)

Oleh: Rendy Setiawan*

Suatu ketika, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam naik mimbar hendak berkhutbah. Saat menginjakkan kaki pada anak tangga pertama, beliau mengucapkan “Aamiin”. Hal yang sama beliau lakukan ketika menginjak anak tangga kedua dan ketiga. Seusai shalat para sahabat bertanya, wahai Rasulullah, mengapa engkau mengucapkan ‘Aamiin ketika menaiki tangga?

Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjawab, Malaikat Jibril muncul di hadapanku dan berdoa, merugilah orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga, lalu aku mengucapkan “Aamiin”.

Kemudian Malaikat Jibril berdoa lagi, merugilah seseorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucapkan shalawat atasmu, lalu aku mengucapkan “Aamiin”. Untuk ketiga kalinya, Malaikat Jibril berdoa lagi, merugilah orang yang berkesempatan hidup pada bulan tetapi tidak sampai diampuni dosa-dosanya, lalu aku mengucapkan “Aamiin”. (Hr. Ahmad)

Ramadhan semakin dekat, tinggal menghitung hari, tapi jiwa ini masih berlumuran dosa. Sebagai umat Rasulullah shallallahu’alai wasallam, maka sudah sepantasnya khawatir kalau-kalau tak menerima bagian dari akan dosanya. Sebab, Malaikat Jibril mendoakan kerugian kepada siapa saja yang berjumpa bulan Ramadhan namun tidak mendapatkan manfaat darinya.

Sedemikian banyak ampunan Allah dicurahkan kepada hamba-hamba-Nya, sementara murka-Nya ditutup rapat, namun tak mendapat bagian dari ampunan Allah, itu adalah sebuah kerugian yang amat nyata dan besar bagi seorang muslim, karena Ramadhan merupakan bulan rahmat, bulan penuh ampunan, bulan pembebasan dari neraka, dan bulan untuk memperbanyak amal kebaikan.

Setiap amalan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal. Inilah kesempatan untuk membersihkan diri, menyucikan hati dari kotoran dosa yang selama sebelas bulan kita cipratkan kepada jiwa kita.

Seorang Muslim yang berusaha dengan kesabarannya melaksanakan amalan-amalan shalih, khususnya di bulan Ramadhan, maka sebagai balasannya, Allah akan menghapuskan dosa dan perbuatan jeleknya, karena kebaikan itu bisa menghapus kejelekan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya: Bertakwalah kamu kepada Allah di mana dan kapan saja kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan itu menghapus keburukan itu, dan pergaulilah manusia dengan ahlak yang baik.” (Hr. Ahmad dari Abu Dzar Al-Ghifari)

Salah satu dari tiga pesan nabi adalah berbuat baik setelah melakukan kejahatan. Sebagai manusia, walaupun sudah diperintahkan bertakwa dalam segala keadaan, kadangkala tetap saja ketakwaan seseorang bisa bolong, dan ia melakukan keburukan dengan meninggalkan apa yang diwajibkan atau melakukan apa yang diharamkan.

Sebab itu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memerintahkan untuk menyusulinya dengan kebaikan, yaitu melakukan yang wajib atau sunnah, agar dosa keburukan itu terhapus. Hal itu karena kebaikan bisa menghapus keburukan, terlebih lagi dilakukan di bulan Ramadhan. Mari jemput ampunan Allah di bulan Ramadhan dengan memperbanyak dan memperbagus amalan kebajikan dan mengurangi kemaksiyatan. Selamat meraih sukses tertinggi dalam Ramadhan kali ini. (R06/RS3)

*Penulis Adalah Wartawan MINA dan Mahasiswa STAI Al-Fatah Cileungsi

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.