Mari Perbaiki Wudhu Kita

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Jangan anggap enteng masalah . Karena wudhu merupakan salah satu syarat sahnya shalat, maka wudhu itu mesti punya ilmunya. Jika baik dan benar wudhu seorang muslim (tidak ngasal), maka Insya Allah baik dan benar pula shalatnya. Begitu juga sebaliknya, jika wudhunya saja tidak didasari dengan ilmu pengetahuan, maka jelas shalatnya pun menjadi tidak sesuai dengan aturan syariat.

Agar dalam berwudhu menumbuhkan semangat keimanan yang tinggi bersandar pada aturan Allah dan Nabi-Nya, maka wajib hukumnya bagi seorang muslim berusaha untuk mencari tahu ilmu tata cara wudu bagaimana yang sesuai dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bisa jadi betapa banyak shalat yang dilakukan seseorang tapi tak mampu memberikan dampak positif kepada dirinya. Maksiat dan dosa masih saja dijalankan.

Sumber utamanya bisa jadi karena wudhu yang ia lakukan sesaat sebelum shalat tidak sesuai dengan aturan syariat alias asal wudhu. Akibatnya, shalat yang sejatinya bisa menjadi tameng dari perbuatan keji dan munkar, malah sama sekali tidak memberi efek positif sedikitpun. Tentang shalat menjadi perisai dari perbuatan keji dan munkar, Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (Qs. Al ‘Ankabut: 45).

 

Perbuatan fahisyah yang dimaksud pada ayat di atas adalah perbuatan jelek yang disukai oleh jiwa semacam zina, liwath (homoseks dengan memasukkan kemaluan di dubur) dan semacamnya. Sedangkan yang namanya munkar adalah perbuatan selain fahisyah yang diingkari oleh akal dan fitrah. (Lihat Taisir Al Karimir Rahman karya Syaikh As Sa’di, hal. 632 dan Syarh Riyadhis Sholihin karya Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 5: 45).

Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Maka, wudhu merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap muslim. Termasuk di dalamnya berdoa setelah wudhu. Ternyata berdoa setelah wudhu ini sendiri memiliki keutamaan-keutamaan berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Umar radhiyallahu ‘anhuia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan, “Asyhadu an laa laaha illallaahu wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu.” Akan dibukakan untuknya pintu-pintu surga yang delapan, ia dapat masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Muslim: 234)

Dalam hadis lain dari hadis Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu secara marfu’, “Barangsiapa yang berwudhu, lalu setelah ia selesai dari wudhunya itu, kemudian mengucapkan, “Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu an laa ilaaha illaa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika.” Allah akan menutup di atasnya (bacaan itu) dengan penutup, kemudian ia diangkat hingga ke bawah Arsy, dan tidak dibuka hingga hari kiamat.” (HR Nasa’i dalam ‘Amal Yaul wa Lailah, hal. 147, Hakim: 1/752)

Hajar rahimahullah menshahihkan sanadnya dan menjelaskan bahwa hadis tersebut tidak valid secara marfu’ (sampai kepada Rasul), ia hanya mauquf (terhenti pada sahabat). Namun hal itu tidak apa-apa, karena tetap hukumnya marfu’, karena tidak ada celah dalam berpendapat tentang masalah ini.

Karena itu, seharusnyalah ketika seorang muslim berwudhu, hendaknya ia menyadari bahwa ia sedang melaksanakan sebuah ibadah yang memiliki tiga keutamaan besar antara lain; pertama, wudhu akan mendatangkan cinta Allah kepadanya. Kedua, menjadi sebab diampuni dosa-dosanya, dan ketiga, kelak di hari kiamat Allah akan memakaikannya perhiasan-perhiasan pada anggota-anggota wudhunya.

Bahkan, Allah Ta’ala begitu sayang kepada orang-orang yang senantiasa menjaga wudu (mensucikan diri). Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Qs. Al Baqarah: 222)

Lebih hebat lagi, seseorang yang berwudhu karena mengharap ridha Allah semata, maka semua dosa-dosanya akan berguguran seperti daun kering yang jatuh dari ranting-rantingnya. Inilah bukti dan tanda cinta Allah kepada hamba-Nya. Ini baru wudhu, belum lagi manfaat positif dari ibadah-ibadah lainnya.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika seorang hamba muslim –atau mukmin- berwudhu, maka saat ia membasuh wajahnya,  akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang ia lihat bersama dengan air –atau tetesan air terakhir. Saat ia membasuh kedua tangannya, maka akan keluar dari kedua tangannya setiap dosa yang ia perbuat dengan kedua tangannya bersama dengan air –atau bersama tetesan air terakhir. Saat ia membasuh kedua kakinya, maka akan keluar setiap dosa yang dilangkahkan oleh kakinya bersama air –atau bersama tetesan air terakhir, hingga ia dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.” (HR Muslim: 244)

Di lain kesempatan, Abu Hurairah juga pernah berkata, “Aku mendengar kekasihku bersabda, “Perhiasan seorang mukmin sesuai dengan air wudhu yang sampai kepada anggota tubuhnya.” (HR Muslim: 250).

Jadi, mari benahi cara berwudhu. Jangan biarkan shalat kita menjadi tidak berefek positif apapun ulah wudhu kita yang dilakukan tanpa ilmu alias asal-asalan. Mari pelajari lagi bagaimana cara berwudhu yang benar sesuai aturan dari al Qur’an dan as Sunnah.

Semoga Allah merahmati setiap muslim yang selalu berusaha dengan ikhlas untuk terus memperbaiki diri termasuk wudhu salah satunya, wallahua’lam.(A/RS3/P1)

(Sumber: Hadiah Indah penjelasan Tentang Sunnah-Sunnah Sehari-hari/Karya: Abdullah Hamud al-Furaih)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: bahron

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.