MENTERI AGAMA: RASULULLAH ADALAH TELADAN INTEGRITAS

(Foto: Kemenag)
(Foto: Kemenag)

Jakarta, 13 Rabiul Awwal 1437/24 Desember 2015 (MINA) – Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah teladan integritas. Dia tidak hanya berhasil membangun integritas pribadi, tapi juga masyarakat dan bangsa.

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah berhasil membangun integritas pribadi serta keteladanan di tengah-tengah penduduk Kaum Quraish Kota Mekkah sebelum menyampaikan kalimat tauhid dan mengajak umat kepada Islam,” kata Lukman saat memberikan sambutan acara Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12), demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Hadir dalam peringatan Maulid ini, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta istri Mufidah Kalla, para Menteri Kabinet Kerja, dan para Duta Besar Negara sahabat, serta para pimpinan Lembaga Pemerintah.

“Tidak ada satupun penduduk Mekkah yang tidak mengenal Muhammad akan hal-hal yang baik didalam dirinya, karena sikap dan kepribadian beliau yang begitu mempesona sehingga penduduk Mekkah memberi gelar kepada Muhammad yaitu Al Amin, yang paling dipercaya,” imbuhnya.

Lukman mengatakan, nilai-nilai kebaikan yang diajarkan Rasulullah tidak eksklusif, melainkan inklusif. Hal ini kata Lukman, nampak dari cara Rasulullah memanusiakan manusia.  Rasulullah mengajarkan, perbedaan agama tidak menghalangi nya untuk menghargai manusia sesuai dengan porsinya.

Menurutnya, Rasulullah merupakan tokoh nyata dan paripurna yang disebut dengan insan kamil manusia paripurna. Insan kamil merupakan prestasi spiritual yang diidam-idamkan oleh seorang muslim karena  berhasil menginternalisasi nilai-nilai kebajikan ke dalam dirinya sebagai seorang hamba, sebagaimana dicontohkan oleh pribadi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

“Meneladani Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari harus dimulai dari pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dengan komitmen yang tinggi dalam mengaktualisasikannya, baik secara struktual mapun kultural,” tuturnya.

Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Presidan (Watimpres) KH.Dr. Ahmad Hasyim Muzadi dalam tausiahnya menyampaikan, diperlukan suasana batin yang semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam meneladani pribadi Rasulullah baik segi keilmuannya maupun kehidupannya.

“Banyak orang yang mengaku muslim, tetapi tidak meneladani teladan Rasulullah. Maka dalam ayat disebutkan, suasana batin haruslah suasana yang mengharap ridla Allah,” pesannya. (T/P011/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Ismet Rauf