Manokwari, MINA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim untuk mendampingi anak-anak dan perempuan pengungsi korban bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
Menteri PPPA Yohana Yembise mengatakan, ia sudah melakukan komunikasi dengan dinas terkait di Palu dan Donggala untuk penanganan anak-anak pengungsi korban kejahatan seksual.
“Di Palu itu, di tenda-tenda (pengungsi) akhirnya ada indikasi kejahatan seksual yang dilaporkan kepada saya, dan saya komunikasikan kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sulteng, sudah ditangani secara baik, dan psikolog-psikolog kami sudah ada di lapangan untuk mendampingi anak-anak yang menjadi korban,” ujarnya di sela-sela kunjungan kerja di Manokwari, Papua Barat.
“Bukan hanya di Palu tapi di Lombok juga kejadian itu terjadi dan sementara ini sudah ditangani dengan baik,” ia menambahkan.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Agar hal serupa tidak terulang, upaya pencegahan mengacu pada UU Perlindungan Anak.
Kemen PPPA juga akan mengupayakan pos ramah perempuan dan anak yang diharapkan dapat berguna untuk mencegah dan mengurangi potensi kekerasan baik fisik, psikis dan seksual, serta perdagangan orang terhadap perempuan dan anak.
Menurutnya, masalah anak-anak adalah tanggung jawab semua pihak. Ia berharap masyarakat, pemerintah, dunia usaha, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan media untuk aktif mengambil peran dalam melindungi anak-anak.
“Sosialisasi dan edukasi harus kita jalankan terus secara masif di seluruh Indonesia dari desa-desa hingga kota,” kata Yohana.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Kementerian PPPA juga sudah membangun mitra kerja (MoU) dengan organisasi perempuan se-Indonesia, termasuk PKK, untuk menyukseskan menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Termasuk memberdayakan kaum perempuan,” tandasnya. (L/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta