Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MER-C TERUS BERKARYA UNTUK KEMANUSIAAN

Admin - Ahad, 16 Agustus 2015 - 21:29 WIB

Ahad, 16 Agustus 2015 - 21:29 WIB

781 Views ㅤ

foto; dr.Henry hidatullah ketua presiduim Mer-c ketika di wawancarai MINA pada acara Milad Mer-c ke-16 tahun di Cibubur (15/8)
foto; dr.Henry hidatullah ketua presiduim <a href=

Mer-c ketika di wawancarai MINA pada acara Milad Mer-c ke-16 tahun di Cibubur (15/8)" width="300" height="200" /> ketua Presiduim Mer-c, dr.Henry hidatullah ketika di wawancarai MINA pada acara Milad Mer-c ke-16 di Jakarta, (15/8)

Wawancara Eksklusif MINA dengan dr. Henry Hidayatullah, Ketua Presidium Lembaga Kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee)

Ketua Presidium Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dr. Henry Hidayatullah menyatakan lembaganya akan terus memperbaiki diri dalam menghadapi cobaan dari terpaan fitnah-fitnah yang begitu besar dengan memperkuat ukhuwah di kalangan internal dan selalu memperbaiki diri dan tetap semangat untuk berkarya memberikan manfaat untuk semua orang.

Apa saja yang dilakukan MER-C dalam menghadapi rintangan dan program-program kedepannya, Berikut wawancara Kantor Berita Islam Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dengan Ketua Presidium MER-C dalam acara  miladnya yang ke-16 di Jakarta, Sabtu.

MINA: Tantangan Apa saja yang dihadapi MER-C mulai sejak didirikannya lembaga itu sampai saat ini?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

Henry Hidayatullah (MER-C) : YaPerjuangan MER-C dalam membangun sebuah lembaga kemanusiaan yang netral, bebas dari unsur politik praktis memang tidak mudah. Sejak awal didirikan, pada 1999, kita tidak lepas dari tantangan dan hambatan. Mulai dari adanya isu MER-C dituduh lembaga yang mendukung teroris, mendukung negara Islam, hingga beberapa tahun belakangan ini kita dituduh beraliran syiah. Namun, itu semua tidak benar. Kita dari dulu, sejak didirikannya tidak berafiliasi atau mendukung partai atau lembaga manapun. MER-C sampai saat ini tetap netral dan independen, tidak bergantung dengan pihak manapun.

MINA: Lantas apa yang MER-C lakukan untuk menghadapi fitnah-fitnah itu?

Henry Hidayatullah : Dalam perjalanannya, kita berusaha tetap istiqomah, tetap melakukan misi kegiatan-kegiatan dalam rangka misi kemanusiaan, tidak terpengaruh dengan fitnah-fitnah itu. Kita juga tidak membalas mereka. Biarlah masyarakat yang menilai, siapa sejatinya MER-C itu. Kita lembaga profesional, tidak boleh mundur dan patah semangat dalam menghadapi ujian.

Kita yakin kepada Allah, bahwa ketika kita berbuat sesuatu untuk kemanusiaan,  maka pasti Dia akan menolong kita, meneguhkan kedudukan kita, menyingkirkan fitnah-fitnah yang ada dan menggantinya dengan kepercayaan masyarakat yang begitu besar, seperti yang saat ini kita rasakan.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

Tetap tenang, berpikir positif dan maksimal dalam memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan, semua rintangan dan cobaan akan berlalu dengan sendirinya.

MINA: Bagaimana dengan personel-personel MER-C, apakah ada perubahan dengan fitnah itu?

Henry Hidayatullah: MER-C sadar, tidak boleh larut terbawa dengan fitnah yang menerpa. Kita tidak bisa berprestasi dan menghasilkan karya terbaik jika kita berkutat kepada fitnah . Kita harus keluar dari bayang-bayang fitnah dan melakukan jihad profesional kita semaksimal mungkin. Kita selalu tanamkan kepada rekan-rekan bahwa fitnah jangan membuat kita patah semangat dan mundur dari perjuangan, walaupun hal itu berat dilakukan.

Kita terus melakukan konsolidasi internal, memberikan arahan  yang jelas kepada rekan-rekan di daerah, juga memberi informasi kepada masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas amanah yang kita terima. Alhamdulillah semua berjalan sesuai rencana.

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

MINA: Lalu apa hasilnya saat ini?

Henry Hidayatullah: Alhamdulillah, memang janji Allah itu benar adanya. Ketika kita tidak terpengaruh dengan fitnah, tetap istiqomah dalam berjuang, maka Allah ganti fitnah itu dengan kepercayaan yang begitu besar dari masyarakat kepada MER-C.

Sebagai contoh, pada 2014 lalu, ketika kita meluncurkan kampanye pembelian alat kesehatan (alkes) untuk rumah sakit Indonesia (RSI) di Gaza senilai Rp. 65 Miliar, alhamdulillah dalam jangka waktu tiga bulan dana itu terkumpul, bahkan lebih.

Hal itu menjadi bukti bahwa fitnah yang kita hadapi, kita kita tetap istiqomah dan tidak terpengaruh dengannya, tetap berusaha memberi yang terbaik kepada masyarakat, maka Allah akan menggantinya dengan kenikmatan yang tak terhingga.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Dalam laporan pertanggungjawaban dana, kita juga melakukannya dengan transparan dan profesional. Masyarakat bisa mendapatkannya di laman resmi kita, bisa juga datang langsung ke kantor. Semua itu kita lakukan dengan penuh keikhlasan dan profesional.

MINA: Siapa penyandang dana MER-C?

Henry Hidayatullah: Penyandang dana terbesar MER-C ialah seluruh masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, terutama dari kalangan menengah ke bawah. Ada masyarakat yang rutin memberikan bantuan dana, walaupun jumlahnya tidak seberapa.

Pernah suatu hari kami naik ojek ke kantor MER-C pusat di Kramat Lontar, ketika sampai di tempat, tukang ojek itu bertanya : ” Inikan MER-C yang bangung rumah sakit Indonesia di Gaza ya? “. Sayapun membenarkan hal itu dan balik bertanya :” Dari mana Bapak tahu? “. Dia jawab: ” Saya kan Slanker. Sya tahu dari kampanye Slank.

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

Akhirnya tukang ojek itupun menyumbang dana untuk pembangunan RSI. Subhanallah.

MINA: Kalo lembaga?

Henry Hidayatullah: Memang ada lembaga-lembaga yang menyumbang, tapi tidak dominan. Artinya disini, tidak ada lembaga yang melakukan intervensi atau bisa mempengaruhi sikap-sikap MER-C.

Perlu juga kami tegaskan disini, bahwa MER-C tidak menerima dana dari lembaga luar negeri. Semua dana yang dihimpun MER-C murni 100 persen dari masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

MINA: Bagaimana kerjasama MER-C dengan pemerintah Indonesia?

Henry Hidayatullah: Perlu kami sampaikan disini, pemerintah tidak memberi dana kepada MER-C, termasuk dalam pembangunan RSI di Gaza. Namun dalam misi kemanusiaan, kita selalu melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah.

Pada prinsipnya kita akan bekerja sama dengan pihak manapun dalam rangka memberikan bantuan semaksimal mungkin kepada masyarakat yang memerlukan. Selama dengan kerjasama itu kita bisa memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya kepada korban bencana, tanpa mengurangi prinsip-prinsip kemanusiaan, maka itu akan kita lakukan.

Jadi dalam hal ini, pemerintah adalah mitra kita dalam melakukan misi kemanusiaan.

Baca Juga: Basarnas Siapkan Sumber Daya yang Siap dan Sigap

MINA: Apa program MER-C mendatang?

Henry Hidayatullah: Pada milad ke-16 ini, kita fokus melakukan koordinasi internal untuk menguatkan visi misi kita antar sesama relawan MER-C. Ini sangat penting untuk menghadapi fitnah dan tangtangan dari luar. InsyaAllah jika kita solid di dalam, maka kita akan maksimal dalam berkarya.

Untuk program keluarnya, kini MER-C berencana membangun Politeknik Kesehatan di Tepi Barat, Palestina. Dubes Palestina di Jakarta sudah menawarkan kepada kami untuk membangun Poltek di sana, dan kami siap. Palestina yang sampai saat ini masih terjajah Zionis Israel merupakan prioritas MER-C dalam melakukan misi kemanusiaan.

Tanpa melupakan daerah-daerah lain yang juga memerlukan bantuan, seperti di Afghanistan, beberapa bulan lalu salah seorang utusan dari Kementerian Kesehatan Afghanistan juga datang ke MER-C mengajukan permohonan agar kita juga membangun rumah sakit di sana. Kami sedang pikirkan itu.

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 3)

Sementara di dalam negeri, pembangunan RS di Galela, Maluku Utara sudah selesai pembangunan fisiknya, saat ini sudah beroperasi, namun saat ini masih dalam proses melengkapi alat-alat kesehatannya. Mohon doa dan dukungan dari masyarakat agar alkes di RS Galela bisa rampung.

MINA: Mengenai pembangunan RS. Di Afganistan, bagaimana MER-C memulainya?

Henry Hidayatullah: Pembangunan fisik RSI di Gaza kini sudah selesai. Kelengkapan alkesnya juga sudah hampir 100 persen. Semua itu atas izin dan pertolongan Allah semata.

Tentang pembangunan rumah sakit di Afghanistan, kami juga sangat optimis bisa melakukannya, tentu saja atas izin dan pertolongan Allah semata. Tugas kita berikhtiyar sekuat tenaga, nanti Allah yang akan menyempurnakan hasilnya.

Baca Juga: Cerita Perjuangan dr. Arief Rachman Jalankan “Mission Impossible” Pembangunan RS Indonesia di Gaza (Bagian 2)

Saat ini, kami masih  kontak dengan pihak kedutaan Afganistan, juga dengan pihak-pihak yang kiranya dapat membantu misi ini. Dalam beberapa bulan kedepan, kami akan intesifkan program ini melalui musyawarah-musyawarah supaya dapat segera terealisasi di tahun mendatang. 

MINA: Dari milad ini, apa harapan MER-C ?

Henry Hidayatullah: Kita berharap semua relawan tetap bisa berkarya dengan maksimal, bekerja penuh amanah, dan berjihad dalam dunia profesionalismenya secara konsisten, istiqomah. 

MER-C harus bisa tetap menjadi pionir dan tetap bertahan dalam konsep-konsep visi misi yang telah digariskan untuk menegakkan prinsip-prinsip keadilan dan amanah menjalankan tugas kemanusiaan.(L/P005/AE/R03)

Baca Juga: Wawancara dengan MER-C: Peran dan Misi Kemanusiaan MER-C di Afghanistan

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Rekomendasi untuk Anda