Sinai, MINA – Mesir dan Israel sedang mempertimbangkan pembangunan fasilitas pencairan 10-15 miliar Dolar di Laut Merah, Sinai untuk diekspor ke Asia, lapor Globes, menyusul kunjungan ke Mesir Menteri Energi Israel Yuval Steinitz pekan lalu.
“Seluruh dunia harus menghargai kontribusi besar yang telah Sisi buat untuk stabilitas Mesir untuk stabilitas kawasan,” kata Steiniz di Forum Gas Mediterania di Kairo yang dihadiri oleh beberapa menteri energi di wilayah tersebut, MEMO melaporkan pada Senin (29/7).
Kunjungan Steiniz pekan lalu termasuk tur piramida dengan Menteri Perminyakan Mesir Tarek El-Molla yang membahas inisiatif bersama tentang memompa gas.
Pertemuan, dan fasilitas yang diusulkan, adalah simbol dari mempererat hubungan antara Israel dan Mesir atas proyek-proyek energi.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Fasilitas pencairan lahan baru di Sinai awalnya diajukan oleh Eilat-Ashkelon Pipeline Co, untuk dibangun di Israel, dekat Eilat, tetapi dibatalkan setelah Kementerian Perlindungan Lingkungan menentangnya.
Menurut Globes, pertentangan pembangunan proyek gas alam di Mesir dengan alasan lingkungan tidak banyak.
Membangunnya di Laut Merah akan memungkinkan mereka untuk memotong biaya yang mereka keluarkan jika mengangkutnya melalui Terusan Suez.
Pekan lalu, Steinitz mengumumkan, ekspor gas alam Israel ke Mesir akan dimulai pada November sebagai bagian dari perjanjian ekspor 15 miliar Dolar AS antara Delek Drilling, Israel dan Noble Energy AS dengan mitra Mesir.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Israel menyebut ini kesepakatan paling signifikan yang muncul sejak perjanjian damai 1979.
Pada 2011, demonstran melakukan sabotase pipa yang membawa gas Mesir ke Israel. Ketika mantan Presiden Mohamed Morsi terpilih di perusahaan gas Mesir membatalkan perjanjian untuk memasok gas ke Israel. (T/Ast/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon