New York, 6 Sya’ban 1437/13 Mei 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri Mesir, Shameh Syukri, menolak keras himbauan Sekjen PBB, Ban Ki Moon yang berulang kali mendesak Mesir membuka perlintasan Rafah secara permanen.
“Saya berharap semua tidak lupa bahwa Gaza masih berada dalam penjajahan Israel, maka negara itulah yang bertanggung jawab untuk memasukan bantuan baik kemanusiaan, ekonomi dan yang lainnya ke Gaza. Mesir hanya akan membuka perlintasan Rafah di saat tampak kebutuhan kemanusiaan di Gaza,” kata Syukri dalam keterangan persnya di kantor PBB New York. Demikian laporan Pusat Informasi Palestina (PIP) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at.
Sebelumnya Sekjen PBB, pada Rabu (11/5) menghimbau Mesir dan Israel untuk menjamin kebebasan bergerak bagi bangsa Palestina, terutama dari dan ke Gaza.
“Kami ingin melihat perlintasan-perlintasan Gaza terbukan total dan berkelanjutan demi memperbaiki situasi kemanusiaan mengerikan yang dialami warga Palestina di Jalur Gaza,” kata Ban Ki-mon menghimbau Mesir dan negara Zionis untuk menjamin kebebasan Palestina.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Hal tersebut disampaikan juga oleh Estefan Dogrec, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, dalam konferensi pers di Kantor PBB di New York.
“Kami ingin perbaikan terjadi pada situasi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza, terutama para pelajar/mahasiswa dan pasien Palestina yang sangat membutuhkan perjalanan berobat atau belajar di luar Jalur Gaza,” kata Dogrec.
Menurutnya, ia telah menyambut baik tindakan Mesir yang membuka gerbang Rafah, sejak Rabu, setelah penutupan panjang selama 85 hari.
“Kami menyambut baik tindakan Mesir hari ini (Rabu (11/5), red) yang membuka gerbang Rafah dalam dua arah selama dua hari. Namun kami melihat hal itu dilakukan setelah penutupan panjang selama 85 hari berturut-turut. Ini adalah masa paling panjang penutupan gerbang sejak tahun 2007,” tambahnya.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Dogrec mengingatkan bahwa Mesir hanya membuka gerbang secara putus-putus selama 42 hari saja sejak Oktober 2014 lalu.
Dogrec menyatakan bahwa Otoritas Penyeberangan dan Perbatasan Palestina di Gaza telah menjelaskan ada lebih dari 10 ribu orang, 9.500 di antaranya pasien dan 2.700 pelajar, sedang menunggu di titip penyeberangan untuk dapat diizinkan masuk ke Mesir melalui gerbang Rafah.(T/hna/P2 )
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant