Momika Kembali Lecehkan Al-Qur’an di Stockholm Swedia

Stockholm, MINA – Imigran Irak bernama kembali melakukan pembakaran Al-Qur’an di Stockholm pada Senin (31/7), menendang dan menginjak kitab suci umat sebelum membakar beberapa halaman yang robek di luar gedung parlemen .

“Saya akan melanjutkan sampai mereka melarang buku ini,” kata Momika, seorang pengungsi Kristen yang mencari suaka politik di Swedia pada 2018, kepada penyiar Swedia SVT. Russia Today melaporkan.

Itu adalah penghinaan ketiga terhadap Al-Qur’an yang dilakukan oleh Momika dan rekannya Salwan Najem. Keduanya saat ini sedang diselidiki atas ujaran kebencian oleh otoritas Swedia.

Mereka sebelumnya membakar Al-Quran pada Hari Raya Idulfitri di luar Masjid Agung Stockholm. Momika juga menginjak-injak Al-Qur’an dan menyeka sepatunya dengan bendera Irak di luar Kedutaan Irak di Stockholm awal bulan ini.

Baca Juga:  Mahasiswa Meksiko Bangun Tenda dan Kibarkan Bendera Palestina di Universitas

Sementara Najem menjadi warga negara Swedia pada tahun 2005, tujuh tahun setelah tiba di negara itu, izin tinggal tiga tahun Momika dilaporkan terancam dicabut.

Pihak berwenang Swedia yang mulai menyelidiki media sosialnya setelah pembakaran Al-Qur’an pertama, menemukan bahwa dia telah memainkan peran utama dalam kelompok milisi Kristen yang dikatakan bersekutu dengan Iran, meskipun milisi tersebut berperang melawan kelompok Islamic State (ISIS).

Dampak internasional dari protes tersebut berlangsung cepat. Irak memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia, beberapa negara mayoritas Muslim telah memanggil Duta Besar Swedia untuk mengadu. Pengunjuk rasa Irak telah menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad dua kali.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan kepada outlet berita Swedia TT pekan lalu bahwa Dinas Keamanan memiliki informasi bahwa Swedia sekarang sedang menjadi target terorisme.

Baca Juga:  Bahrain Serang Israel sebagai Bukti Bela Palestina

“Kami berada dalam situasi kebijakan keamanan paling serius sejak Perang Dunia Kedua,” katanya memperingatkan dalam unggahan Instagram pada hari Ahad (30/7).

PM mengatakan, dia “sangat prihatin” bahwa permohonan izin untuk protes penodaan Al-Qur’an lebih lanjut membanjiri markas polisi. Pihak berwenang hanya diperbolehkan untuk menolak permintaan tersebut jika ada “gangguan publik yang serius” atau “bahaya yang cukup besar” bagi peserta pada pertemuan serupa sebelumnya di bawah hukum Swedia.

Pembakaran Taurat yang direncanakan di depan kedutaan di Stockholm tidak dilanjutkan pada hari Jumat (28/7), setelah Menteri Luar Negeri Israel memperingatkan mitranya dari Swedia bahwa hal itu akan merusak hubungan antara kedua negara.

Baca Juga:  Al-Qassam Serang Pasukan Israel di Gaza dan Perbatasan Lebanon

Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengungkapkan pada Ahad, Kopenhagen sedang bekerja untuk melarang penodaan Al-Qur’an atau mencemarkan kitab suci agama apa pun di depan kedutaan asing, dengan mengatakan bahwa pemerintah bertekad untuk menemukan solusi yang tidak juga membatasi kebebasan berekspresi. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.