Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MUFTI GAZA: PEMBEBASAN AL-AQSHA TANGGUNGJAWAB SELURUH MUSLIMIN

Admin - Rabu, 19 Maret 2014 - 16:01 WIB

Rabu, 19 Maret 2014 - 16:01 WIB

1042 Views ㅤ

Syeikh Samih Hajjaj (Foto: MINA)

Kesatuan Muslimin merupakan hal yang sangat mendasar untuk tegak dan mulianya Islam. Tanpa kesatuan, Muslimin laksana buih dan makanan yang diperebutkan orang banyak. Banyak pihak yang tidak ingin persatuan Islam terwujud, terutama musuh-musuh Islam. Mereka mengunakan berbagai macam cara agar Islam tetap tercerai -berai dan tidak di dalam kesatuan yang utuh. Selain isu persatuan yang dibiaskan oleh agenda Zionisme, peran untuk memperhatikan dan membebaskan masjid Al-Aqsha yang semakin hari semakin memprihatinkan nampaknya mulai terlepas dari pundak-pundak muslim di seluruh dunia, padahal, tugas ini adalah tanggung jawab seluruh umat Islam di dunia, bukan Palestina saja.

Masjid Al-Aqsha yang saat ini sedang dijajah oleh kaum yahudi, menunggu kita untuk dibebaskan. Persatuan muslimin adalah kunci utama dibebaskannya Masjid kiblat pertama kaum muslimin tersebut.  Pernyataan mengenai pentingnya persatuan umat ini mejadi salah satu   sorotan wartawan MINA di Jalur Gaza (Nur Ikhwan Abadi, Muhammad Husen dan Muqarabin Al Fikri) yang berkesempatan bersilaturahim ke kediaman seorang Mufti terkemuka di Palestina, Samih Hajjaj/Abu Anas yang sebelumnya pernah mengusungkan keniscayaan persatuan Islam untuk membebaskan masjid Al-Aqsha dan Palestina. Beliau merupakan salah seorang Mufti dari kelompok perlawanan Jihad Al-Islami di Gaza, pendapat – pendapat beliau banyak didengar dan diterima oleh masyarakat Gaza selama ini. Berikut petikan wawancara eksklusif MINA dengan beliau :

MINA : Bagaimana kondisi masyarakat Gaza saat ini?

Syeikh Samih Hajjaj: Pertama tama saya ingin menyampaikan salam hormat saya kepada saudara-saudara kami di Indonesia. Secara khusus saya juga ingin menyapa Imam kita semua, Imam Al-Muslimin, semoga senantiasa dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Adapun kondisi masyarakat Gaza saat ini seperti yang kita saksikan bersama masih hidup dalam penderitaan terutama disebabkan blokade yang mendera masyarakat Jalur Gaza, tanah air, bahkan batu dan pepohonan di sini. Jalur Gaza masih dalam blokade Israel dari berbagai arah, mulai dari utara, barat dan timur semuanya diblokade oleh Israel, sementara dari selatan satu-satunya harapan masyarakat jalur Gaza yaitu Ma’bar Rafah ternyata juga telah ditutup sudah sejak 39 hari secara berturut turut. Penutupan pintu perbatasan ini semakin menyengsarakan masyarakat yang bergantung pada pintu tersebut seperti para penuntut ilmu, masyarakat yang ingin berobat, dan lainnya. Maka dari itu kami ingin menyampaikan kepada saudara-saudara kami di manapun berada agar ikut memperhatikan Gaza dan rakyatnya. Keadaan ini semakin diperparah dengan krisis listrik, di mana setiap hari kami hanya bisa menikmati listrik 8 jam dalam satu hari. Demikianlah pemaparan yang sangat singkat terkait kondisi Gaza terakhir. Kita berdoa semoga penderitaan ini tidak berlarut-larut.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

MINA : Apa yang harus dilakukan umat Islam untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha?

Syeikh Samih Hajjaj: Pertanyaan ini sangatlah penting dan vital. Sebagaimana yang kita dengar bersama dalam beberapa hari terakhir ini keadaan Masjid Al-Aqsha semakin memprihatinkan. Para pelajar di sekitar Al-Aqsha dilarang memasuki kawasan,  begitu juga penduduk sekitar dilarang shalat di dalamnya. Tidak hanya itu para tentara juga beberapa hari ini sedang gencar-gencarnya menangkapi para aktivis dan pemuda yang berdomisili di sekitar Masjid Al-Aqsha dalam jumlah besar . Dalam hal ini kami juga ingin menyeru kepada seluruh umat Islam di manapun berada, bahwa kewajiban membebaskan Masjid Al-Aqsha merupakan tanggungan seluruh umat Islam, bukan hanya tanggung jawab rakyat Palestina. Karena Masjid Al-Aqsha ini bukan milik rakyat Palestina melainkan milik seluruh kaum muslimin. Masjid Al-Aqsha juga jelas disebutkan dalam salah satu ayat Al-Qur’an surat Al-Isra ayat pertama. Maka saya tegaskan lagi kepada seluruh kaum muslimin di seluruh dunia bahwa saat ini Masjid Al-Aqsha sedang merintih dan sedang meminta pertolongan. Kami katakan kepada kaum muslimin, jika suatu hari kalian bangun tidur dan mendengar dari media masa bahwa Masjid Al-Aqsha telah hancur maka jangan heran, apalagi kaget. Karena yahudi terus-menerus melakukan yahudisasi Masjid Al-Aqsha siang dan malam. Siang dan malam mereka terus membangun terowongan di bawah tanah sekitar Masjid Al-Aqsha. Maka jangan sekali-kali kalian kaget. Kenapa? Sekarang saya ingin menanyakan kepada kalian semua “apa yang sudah kita lakukan untuk Palestina? “Apa yang sudah kita berikan untuk Masjid Al-Aqsha?” Masjid Al-Aqsha sudah menjadi tikaman di punggung seluruh kaum muslimin, masalah Masjid Al-Aqsha sudah menjadi musibah seluruh kaum muslimin, baik itu yang berada di Indonesia, Malaysia, Jepang, Turki, Cina dan lainnya. Palestina merupakan tanah Bait Al-Maqdis. Tempat tinggalnya Nabi Sulaiman, Nabi Daud, tempat Isra Miraj-nya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam dan mengimami para nabi di sana, juga tanah yang dibebaskan Umar bin Al-Khattab dan Shalahudin Al-Ayubi . Masjid Al-Aqsha adalah bagian dari jantung kita yang telah hilang bersama hilangnya iman dalam hati-hati kita. Pada kesempatan ini kami menegaskan, Masjid Al-Aqsha adalah tanggungjawab seluruh umat muslim di dunia. Hari ini jumlah kaum muslimin lebih dari satu milyar. Akan tetapi jumlah ini tidak tercermin dalam kekuatannya serta tidak menentukan kualitas, karena kaum muslimin belum mampu melepaskan diri dari belenggu al wahn, apa itu wahn?? Sebagaimana yang di katakan oleh Nabi kita Muhammad shallaallahu’alaihi wasallam “cinta dunia dan takut mati”.

MINA : Isu Palestina merupakan isu yang mampu menyatukan umat muslim, bagaimana menurut syeikh?

Syeikh Samih Hajjaj: Tanpa ragu saya katakan, saya sangat setuju terhadap ide ini. Karena kalau bukan kaum muslimin maka siapa lagi yang akan membebaskannya? Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa Masjid Al-Aqsha bukan milik rakyat Palestina semata, akan tetapi milik semua kaum muslimin di manapun mereka berada. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika bersabda ; “tidak dianjurkan seseorang untuk bersusahpayah dalam berpergian jauh kecuali menuju ke tiga masjid, asjid al haram, masjid ku (masjid nabawi) dan masjid Al-Aqsha”. Kalau melihat lebih mendalam terhadap hadits ini, sebetulnya hadits ini ditujukan bukan untuk kami yang notabene tinggal di sekitar Masjid Al-Aqsha dan tidak perlu bersusah payah untuk menjangkau nya. Akan tetapi hadits ini lebih ditujukaan kepada kaum muslimin yang tinggal jauh dari Masjid Al-Aqsha. Maka dari itu kami juga berkeyakinan bahwa hal Masjid Al-Aqsha  ini merupakan hal yang akan bisa menyatukan tubuh kaum muslimin. Coba kita flash back ke masa Shalahuddin yang telah membebaskan Al-Aqsha dan beliau bukan rakyat Palestina, beliau merupakan seorang dari bangsa Kurdi. Begitu juga Khalifah Umar bin Al-Khattab saat harus melakukan perjalanan jauh untuk menerima kunci Bait Al-Maqdis dan Umar saat itu bukan salah seorang dari bangsa Palestina. Akan tetapi datang jauh-jauh dari Madinah ke Palestina. Ini menunjukkan, pembebasan Masjid Al-Aqsha benar-benar membutuhkan keseriusan dari bangsa Arab dan kaum muslimin. Dan Masjid Al-Aqsha jugalah yang bisa menyatukan seluruh bangsa Arab dan seluruh kaum muslimin kepada satu kata.

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

MINA : Apakah persatuan umat muslimin itu hanya angan-angan atau kelak bisa menjadi kenyataan?.

Syeikh Samih Hajjaj: Sejujurnya pertanyaan ini seperti membuka kembali luka lama, karena sebagaimana yang kalian saksikan bagaimana Amerika Serikat dan Zionis terus menerus berusaha memecahbelah kaum muslimin. Sebagaimana pada awalnya kami meyakini bahwa revolusi Arab (Arab Spring) dan berbagai revolusi negeri-negeri Arab kelak akan mengembalikan kejayaan Islam, kehormatan Islam dan berujung dengan pembebasan Masjid Al-Aqsha. Tapi kita semua terkejut bagaimana Arab Spring ini berubah menjadi Arab Fall (kejatuhan Arab).

Saya subhanallah tidak ragu bahwa khilafah akan tegak di kemudian  hari untuk agama ini. Menjadi generasi negeri ini dan generasi khilafah untuk diturunkan kepada anak-anak kita setelah kita meninggal kelak, tetapi tentu saya tidak berkata dari segi keharusan karena memperjuangkanya sehingga kita terluka, dan tidak juga ini bukan hanya sekedar bunga tidur, akan tetapi Al-Qur’an meyakinkan dan Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam bersaksi serta  sejarah juga meyakinkan kita, yaitu sejarah mengatakan bahwa suatu hari Al-Qoromithoh masuk ke Masjidil Haram dan membunuh serta menyembelih orang-orang  yang sedang ruku’ dan sujud beribadah di sekitar Ka’bah. Kemudian berdiri pemimpin mereka , Abu Thohri Al-Qoromith, dan berkata “di mana burung-burung Ababil?  Di mana batu-batu dari As-Sijjil?”  Kemudian setelah itu Hajar Aswad diambil cukup jauh dari kawasan Ka’bah   selama lebih dari 20 tahun, kemudian Allah mengembalikannya ke pangkuan muslimin. Sejarah menceritakan tentang bagaimana kaum Salibis masuk ke Masjid Al-Aqsha menyembelih orang-orang yang ruku dan sujud, hingga darah dari kaum muslimin mencapai kaki kuda, dan hingga 100 tahun tidak didirikan di masjid ini shalat Jum’at, tidak juga shalat berjama’ah, dan masjid ini berubah menjadi kandang kuda, akan tetapi setelah seratus tahun, Allah mengembalikan masjid ini berada di pangkuan muslimin “yuriduna an yuthfi-u nurollahi bi afwahihim wa ya-billahu an yutimma nurohu walau karihal kafirun, Huwa Alladzi arsala rosulahu bil huda wa dinil haq liyudzhirohu ‘ala dini kullih walaw karihal musyrikun”  yang diminta dari kita hanya mewujudkan syaratnya  “wala tahinu wala tahzanu wa antumul a’launa in kuntum mu-minin”, Dengan iman janganlah kamu berputus asa, dengan iman janganlah kamu bersedih, dengan iman kalian adalah tinggi di hadapan Allah, Allah berfirman:  “KAMI mempunyai hak untuk menolong orang-orang mu’min”, Allah juga berfirman: “inna lananshuru rusulana, walladzina amanu filhayatiddunya wa yauma yaqumul asyad”, jadi kita dituntut untuk mewujudkan syarat iman dan amal sholeh hingga pertolongan Allah ta’ala tidak akan terlambat.

MINA : Terkait pelarangan Hamas di Mesir, bagaimana mestinya Hamas dan Mesir kembali damai ?

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Sebaagaimana kita ketahui bahwa Mesir adalah negeri yang besar dan negeri saudara kandung kami, yang banyak berkontribusi untuk Palestina. Hampir tidak ada rumah di Mesir yang tidak ada syahidnya karena perkara Palestina. Kami tidak suka menghasut masyarakat bahwa Mesir adalah negara yang suka menyulut, atau Mesir ini dan itu, karena Mesir telah berkontribusi banyak untuk urusan Palestina. Kami sebagai warga Palestina tidak berharap apapun dari saudara-saudara  kami di Mesir kecuali keselamatan untuk mereka, kami tidak berharap apapun dari mereka kecuali berharap agar Mesir menjadi negara yang kuat, karena dengan kuatnya Mesir membuktikan kuatnya bangsa Arab dan lemahnya Mesir membuktikan lemahnya bangsa Arab dan Islam. Tentu setiap apa yang terjadi di Mesir, kami sebagai bangsa Palestina memastikan bahwa itu faktor internal, maka kami selaku bangsa Palestina tidak berharap apapun untuk Mesir kecuali kebaikan. Dan terus terang kami juga berharap ada ikatan yang kuat antara Hamas di Gaza dan pemerintahan yang berdiri di Mesir. Saya pribadi berharap agar para intelektual turut serta untuk menetralisir konflik yang terjadi antara pemerintahan Mesir serta pemerintahan di  Gaza. Saya yakin, inilah yang terjadi antara dua pihak yang terhasut oleh hasutan-hasutan syaithan. Allah berfirman: “min ba’di an nazagho asysyaithonu bayni wa bayna ikhwati”, dan saya selalu berkata untuk  saudara-saudara kami di Mesir bahwa ada perselisihan antara kalian dan Ikhwanul Muslimin, juga ada ada perselisihan antara kalian dan pemerintahan di Gaza, kenapa bangsa Palestina ditawan? Kenapa Ma’bar Rafah ditutup terus-menerus sampai hari ini? Dan pertanyaan yang ingin saya ajukan kepada mereka, apa kesalahan  warga yang sakit (yang  hendak melewati  Rafah)? Apa kesalahan para penuntut ilmu? Apa kesalahan para penduduk? Apa kesalahan mereka semua? Maka seharusnya pemerintah di Mesir melihat bahwa di Gaza ada masyarakat, masyarakat luar yang tinggal di Gaza, mereka yang ada di Gaza mempunyai kebutuhan-kebutuhan juga mempunyai hak atas kemaslahatan, untuk itu kami tidak berharap  kepada Mesir kecuali mereka menjadi sandaran untuk kami dan membantu kami. Kita ketahui bahwa Mesir adalah negara besar yang mana bangsa Arab dan umat Islam menunggu kebaikan dan kemaslahatan mereka. Dahulu perkara Mesir adalah perkara Palestina juga, dan insyaAllah akan terus seperti itu kedepannya.

MINA : Saat ini muslimin sangat mudah diadu-domba, jika berbeda pandangan sedikit mereka langsung menuduh yang bukan-bukan ? Bagaimana menurut  Syeikh?  Apa pesan Syeikh terhadap orang tersebut? 

Samih Hajjaj: Mari kita lihat hal-hal yang berkaitan dengan Palestina dan Jalur Gaza khususnya, atas dasar keutamaan dari Allah kami adalah ahlussunnah juga patuh terhadap   hukum dan tidak ada seorangpun yang ragu atas kami bahwa tidak ada agama-agama selain Islam di sini. Saya ingin bertanya secara pribadi terhadap kamu wahai Ibnu Muslim (Husain), kamu telah berada di sini lebih dari tiga tahun, apakah kamu pernah shalat di masjid Syi’ah? Apakah kamu pernah menyaksikan penceramah berdakwah kepada Syi’ah di Gaza atau di Palestina? Khususnya ketika kamu shalat di masjid milik Jihad Islami, tentu tidak.  Karena kamu tidak akan mendengar penceramah berdakwah Syi’ah, di sini kamu tidak akan mendengar penceramah mencaci Aisyah  r.a. dan Shahabat  Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam khusunya kepada Abu Bakar dan Umar bin Khattab, kamu di Gaza tidak akan menemukan mushaf selain mushaf yang turun dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam  yang diawali dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, kamu telah menyaksikan peringatan Asyuro di Palestina khususnya di Jalur Gaza, saya tidak yakin bahwa kamu pernah melihat orang-orang memukul wajah-wajah mereka dengan pecut atau lainnya, kamu tidak akan menyaksikan pemandangan seperti ini di sini. Saya katakan bahwa tuduhan ini tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak ada dasarnya, dan saya menantang tiap orang yang mengatakan bahwa ada Syi’ah di Jalur Gaza atau di Palestina, saya tantang bahkan akan saya hakimi sendiri. Ini adalah hasutan yang mengatakan ini dan itu, kita ketahui dalam syari’at Islam tidak boleh menuduh seseorang dengan prasangka dan syubhat. Ketika ada seseorang yang mengeluh kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam, beliau bertanya “apakah kamu pernah melihat matahari?” dia menjawab “ya”,  Nabi melanjutkan “maka seperti itulah, maka saksikanlah oleh mu jika kamu ingin menyaksikan kesaksian seseorang, pada dasarnya persaksikanlah untuk Allah ta’ala. Jadi saya katakan bahwa jika ada gerakan Syi’ah maka saya menantang untuk siapapun bisa menemukan seorang syi’ah dari harokah Jihad Islami. Akan tetapi kadang-kadang ketika kamu melihat seseorang sukses, maju dan menang pasti kamu akan melakukan sesuatu menyimpang, dan inilah yang benar-benar sedang terjadi di Gaza juga Palestina, saya memastikan kamu dengan keutamaan dari Allah bahwa semua kalangan masyarakat Gaza adalah Ahlus Sunnah, kami masyarakat yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan mencintai Shahabat Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam khususnya Abu Bakar, Umar,  Ustman dan Ali r.a. dan seluruh Shahabat Nabi yang lain. Kami berharap kepada Allah agar kami diberkahi dari kecintaan ini dan mengumpulkan kami bersama mereka, sehingga saudara-saudara kita yang ada di belahan dunia merasa tenang bahwa warga Palestina baik-baik  saja dan tidak ada Syi’ah di antara mereka, akan tetapi bukan berarti setelah itu kita mengkafirkan Syi’ah, karena perkara mengkafirkan seeorang adalah perkara besar, karena kesalahan terbesar yang mungkin kita katakan pada seseorang adalah menuduhnya kafir, kenapa, sekiranya kamu katakan bahwa dia berzina atau mencuri ini lebih ringan dibandingkan kafir. Allah berfirman: “innallaha layaghfiru an yusyroka bihi wa yaghfiru ma duna dzalika liman yasya”, maka ketika saya menghukumi seseorang bahwa dia adalah kafir itu artinya saya mengklaim bahwa dia kekal selamanya di neraka jahannam dan saya berlindung kepada Allah Ta’ala.

 MINA : Syeikh pernah berkunjung ke Indonesia, bagaimana menurut Syeikh orang-orang di Indonesia?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Syeikh Samih Hajjaj: Pertama-tama saya ucapkan selamat kepada ahlu indonesia, karena jujur saya katakan bahwa tidak saya dapatkan dari saudara-saudara kami kecuali rasa cinta dan kasih sayang, dan terus terang kami mendapatkan sambutan dan penghormatan terbaik dari mereka, penduduk Indonesia baik khususnya yang berkaitan dengan perhatian kepada perkara Palestina. Atas dasar keutamaan dari Allah, pemerintah dan bangsa Indonesia luar biasa, terbukti dengan dibangunnya rumah sakit Indonesia di utara Gaza, ini adalah bukti jelas bahwa mereka sangat memperhatikan perkara Palestina. Singkat kata saya katakan bahwa penduduk Indonesia, kalian sopan dan terhormat, tetapi bahwasanya kami harus membangkitkan kalian dari segi ilmu, membaca dan menela’ah, dan juga membangkitkan ulama dalam memberikan ilmu kepada mayarakat siang dan malam, juga saya katakan bahwa bangsa Arab dan ummat Islam menunggu kemaslahatan kalian.

MINA : Sebagai seorang mufti di sini, apa seruan Syeikh kepada muslimin di Palestina untuk bersatu?

Syeikh Samih Hajjaj: Kami selaku bangsa Palestina, perhatian kami besar terhadap ini, sebagaimana kamu ketahui bahwa setiap bangsa di dunia ini mempunyai satu pemerintahan, ketika kita berbicara tentang negara Cina dengan luasnya mempunyai satu pemerintahan, setiap kamu mencari solusi di setiap bangsa maka akan kamu temukan satu pemerintahan, kecuali bangsa Palestina, jumlah kami sedikit, dan luas geografinya sempit dan terbatas tetapi mempunyai dua pemerintahan, di jalur Gaza dan di Tepi Barat, yang satu sama lain berusaha saling menyalahkan hingga  mencemarkan nama baik, Sejujurnya ini tidak berdampak baik kecuali   menghasilkan permusuhan. Kami berusaha  mendorong baik pemerintahan yang ada di jalur Gaza atupun yang ada di Ramallah agar berbuat sesuatu demi kesatuan bangsa kami, kami berusaha menyatukan mereka atas dasar ada tanggung jawab di pundak kita, kami ingin  fokus ke masjid Al-Aqsha yang diYahudisasikan siang dan malam, kami ingin kita melihat kepada kemiskinan di negeri ini, kami ingin kita melihat kepada pendatang-pendatang yang didzolimi, kami ingin kita melihat kepada bangkitnya negeri Palestina dan semua ini tidak akan terjadi kecuali dengan kesatuan internal. Dan saya selalu katakan bahwa umat-umat  dan bangsa-bangsa yang terancam dari luar harus selalu memperhatikan keadaan internal, karena kemenangan di dalam berarti juga kemenangan di luar, dan ini seperti apa yang telah terjadi di zaman  Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam saat hijrah dari Mekah ke Madinah, bagaimana beliau mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshor. Sejarah juga mengatakan tentang Umar ketika itu beliau sibuk untuk membebaskan negeri akan tetapi beliau menegakkan keadailan di  Jazirah Arab. Sebagaiman penyair Mutanabbi berkata “selain Roma, di belakang mu ada Roma, mereka condong kepada setiap sisi kalian”. Saya katakan kepada masyarakat/bangsa ini bahwa dari depan kita ada Roma, di belakang kita ada Roma, Roma di sisi kanan dan kiri kita maka apakah yang kita lakukan.(L/Nur/Husen/Fikri-P03/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel

 

 

Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya

Rekomendasi untuk Anda