Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammadiyah Jalin Kerjasama Dengan Nahdhatul Wathaniyah Perkuat Ukhuwah Islamiyyah

Rendi Setiawan - Jumat, 10 Maret 2017 - 16:39 WIB

Jumat, 10 Maret 2017 - 16:39 WIB

282 Views

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir (kiri) bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Wathaniyah KH Zaenul Majdi. (Foto: Rendy/MINA)

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir (kiri) bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Wathaniyah KH Zaenul Majdi. (Foto: Rendy/MINA)

Jakarta, 11 Jumadil Akhir 1438/10 Maret 2017 (MINA) – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melakukan kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdhatul Wathaniyyah (PB NW) di berbagai bidang untuk merekatkan ukhuwah Islamiyyah antar kedua ormas.

Kerja sama yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya dan dakwah itu ditandatangani langsung oleh ketua umum masing-masing, yakni KH. Haedar Nasir mewakili Muhammadiyah dan KH. Zaenul Majdi mewakili PB NW.

Dalam sambutannya, Haedar Nasir mengatakan bahwa kerjasama dengan Nahdhatul Wathaniyyah adalah bentuk ukhuwah Islamiyyah yang lebih maju, sebab selama ini hubungan antar ormas Islam terkesan pasif.

“Alhamdulillah, hari ini kita bisa melakukan hubungan lebih dekat. Insyaallah ke depan lebih berkembang lebih jauh. Ini merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyyah yang lebih maju,” kata Haedar Nasir di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (10/3).

Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan

Menurut Haedar, yang menarik dari kerja sama ini adalah bentuk ukhuwah Islamiyyah yang tidak berhenti pada tataran pasif, tetapi juga pada tataran yang lebih dinamis.

“Dalam kaitan ini, kita tentu berharap kerjasama ini tidak hanya berhenti pada tataran pasif saja, tetapi juga harus berani mulai pro aktif untuk kemajuan bersama,” tegas Haedar.

Haedar menuturkan, jika setiap ormas Islam tidak memiliki jiwa ukhuwah Islamiyyah, maka umat Islam tak akan pernah menjadi sebuah umat yang kuat dan maju.

“Pak JK pernah mengatakan bahwasannya kondisi umat Islam sangat memprihatinkan. Jika ada 100 orang kaya di Indonesia, hanya sepuluh orang yang beragama Islam. Sementara jika ada 100 orang miskin, maka 90 orang adalah orang Islam,” kata Haedar mengingat ucapan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama

Senada dengan Haedar, Zaenul Majdi juga menegaskan pentingnya ukhuwah Islamiyyah. Menurut Zaenul, ukhuwah Islamiyyah tidak ada yang merugikan, justru membawa keberkahan.

“Apa yang sering kita banggakan tentang statistik, kemajuan ekonomi, dan menurunnya angka kemiskinan, ternyata itu tidak ada apa-apanya jika tidak ada ukhuwah Islamiyyah di dalamnya,” tandasnya. (L/R06/RI-1)

Miraj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
MINA Preneur
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam
MINA Sport