Gaza, MINA – Kementerian Pembangunan dan Sosial Palestina di Jalur Gaza memaparkan pada Kamis (17/10), indikator kemiskinan di Gaza menjadi yang tertinggi di dunia.
Dalam sebuah pernyataan persnya bersamaan dengan Hari Internasional Pemberantasan Kemiskinan yang diperingati setiap tanggal 17 Oktober, indikator menunjukan bahwa tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jalur Gaza pada tahun 2019 mencapai hampir 75 persen.
Upaya pemerintah, lembaga internasional dan lokal sebagian besar adalah bantuan umum yang hanya memenuhi sekitar 50 persen dari kebutuhan dasar keluarga miskin di Gaza, demikian dikutip dari Palestinian Information Center (Palinfo), Jumat (18/10).
Kementerian tersebut menjelaskan, kondisi itu terutama sekali diakibatkan praktik agresif Israel yang terakumulasi sejak intifada kedua pada 2000, blokade, serta perampasan mata pencarian dari ribuan kepala keluarga Palestina.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Ekonomi Palestina tidak bisa menciptakan lapangan kerja baru untuk mengakomodasi para pekerja yang tidak terlatih saat ini,” tagas pernyataan itu.
Selain blokade Israel yang dipaksakan terhadap Jalur Gaza sejak 2006, dengan membatasi pergerakan warga dan barang, penyebab lain adalah juga tiga kali perang pada 2008-2012-2014, ditambah realitas politik, ekonomi, dan sosial yang kompleks dan sulit.
Kementerian menyerukan , perlunya kemerdekaan berprikemanusiaan yang jauh dari intrik politik, meningkatkan lingkungan hidup orang-orang di Jalur Gaza dengan membuka penyeberangan dan memungkinkan warga dan barang untuk bergerak bebas di Gaza tanpa dibatasi dan diawasi. (T/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya