Parlemen Arab Kutuk Kosovo Akui Yerusalem Ibu Kota Israel

Dubai, MINA – mengutuk keputusan untuk memindahkan kedutaannya ke , yang berarti mengakui kota suci yang disengketakan itu sebagai ibu kota Israel, lapor kantor negara Yordania, Petra.

Organisasi tersebut mendesak Kosovo untuk mengubah pikiran mereka tentang lokasi kedutaan dan untuk mematuhi resolusi internasional tentang hukum kota suci itu. Arab News melaporkan, Rabu (3/2).

Israel dan Kosovo menjalin hubungan diplomatik pada Senin, dengan mengakui wilayah mayoritas Muslim Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi.

Keputusan itu menyusul normalisasi hubungan Israel dengan empat negara Arab di bawah serangkaian kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump.

Tidak seperti keputusan Kosovo untuk memindahkan kedutaan mereka, maka Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan – semuanya mengatakan misi diplomatik mereka akan tetap di Tel Aviv, sejalan dengan konsensus global yang menentang pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel sampai konflik Palestina selesai.

Sebagai imbalan untuk mendirikan misinya di Yerusalem, Kosovo mendapat pengakuan dari Israel, karena berusaha untuk lebih melegitimasi deklarasi kemerdekaan 2008 dari bekas musuh perangnya, Serbia.

Karena pembatasan virus corona, para pejabat menandatangani deklarasi bersama secara terpisah pada Senin di Yerusalem dan Pristina.

Diplomat tinggi Kosovo, Meliza Haradinaj-Stublla, berterima kasih kepada Israel karena menjadi negara ke-117 yang mengakui kemerdekaannya, bergabung dengan sebagian besar dunia Barat.

China, Rusia dan lima anggota Uni Eropa belum memberikan pengakuan kepada Kosovo.

“Kosovo telah menunggu lama sekali untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Haradinaj-Stublla. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.