Brega, Libya, 13 Dzulhijjah 1437/15 September 2016 (MINA) – Pasukan Khalifah Haftar, lawan dari pemerintah persatuan Libya, telah merebut pelabuhan minyak Brega, menurut sumber-sumber militer.
Pelabuhan Brega adalah pelabuhan minyak keempat yang merupakan instalasi vital di negara “Bulan Sabit Minyak” Afrika Utara itu.
Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli dukungan PBB sedang berusaha untuk menegaskan otoritasnya, tapi menghadapi perlawanan gigih dari pemerintahan saingan yang berbasis di kota timur jauh Libya, Tobruk.
Pasukan yang setia kepada jenderal oposisi Khalifa Haftar, pada Ahad lalu mulai melancarkan serangan di wilayah “Bulan Sabit Minyak” di sepanjang pantai utara negara itu, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Haftar (73) meyakini dirinya sebagai penyelamat Libya, setelah berjuang melawan kelompok bersenjata konservatif di sebagian besar kota kedua Benghazi di timur.
Pasukannya bertempur untuk mendapatkan kontrol terminal minyak di Ras Lanuf, Al-Sidra dan Zuwaytani. Mereka pun akhirnya berhasil mengamankan Brega pada Selasa (13/9) lalu.
“Kami telah menguasai pelabuhan Brega sepenuhnya dan tanpa pertempuran apa pun,” kata Kolonel Muftah Al-Muqarief, yang mengepalai penjaga minyak yang setia kepada Haftar.
“Seluruh wilayah ‘Bulan Sabit Minyak’ sekarang di bawah kendali kami,” kata Muqarief kepada kantor berita AFP.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Pengambilalihan Brega terjadi hanya beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutu Eropa utama yang mendukung GNA mengecam aksi serangan Haftar sejak Ahad.
AS, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris mengatakan, pemerintah GNA di Tripoli adalah satu-satunya penguasa minyak Libya milik rakyat Libya. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan