Hebron, MINA — Pasukan penjajah Zionis Israel telah mengintensifkan pengepungan mereka di Masjid Ibrahimi dan Kota Tua Hebron, selatan Tepi Barat, secara signifikan dan meningkatkan pembatasan di sekitar tempat suci tersebut.
Ghassan Al-Rajabi, Direktur Masjid Ibrahimi, melaporkan bahwa pasukan Israel telah memperkuat pembatasan mereka, memperluas pos pemeriksaan militer dan blokade jalan antara lingkungan Kota Tua dan pintu masuk masjid.
Al-Rajbi mencatat, pasukan yang ditempatkan di pintu masuk masjid telah meningkatkan pengawasan mereka, menghentikan jamaah Muslim untuk memeriksa kartu identitas mereka dan menolak masuknya beberapa individu.
Ia mengutuk tindakan ini sebagai diskriminatif, menargetkan tempat ibadah dan membatasi kemampuan umat Islam untuk melaksanakan shalat dan perayaan keagamaan mereka dengan damai.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Sebelumnya, pasukan Zionis Israel pada awal September lalu melarang umat Islam shalat di Masjid Ibrahimi dan menutup akses masuknya.
Pascapembantaian terhadap 29 jamaah muslim Palestina pada 1994 di dalam masjid yang dilakukan pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein, otoritas Israel memisahkan kompleks masjid antara jamaah Muslim dan Yahudi.
Pada Juli 2017, Komite Warisan Dunia UNESCO memutuskan untuk memasukkan Masjid Ibrahimi dan Kota tua Hebron ke dalam Daftar Warisan Dunia.
Hebron dihuni oleh sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim ilegal Yahudi. Pemukim Yahudi tinggal di serangkaian daerah kantong khusus Yahudi yang dijaga ketat pasukan Israel.[]
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam