PBB: Kematian di Myanmar Akibat Ranjau Meningkat Tiga Kali Lipat

Naypyidaw, MINA – Badan anak-anak () mengatakan, jumlah orang yang terbunuh di akibat darat dan bahan peledak meningkat tiga kali lipat dari tahun lalu. Sebanyak 20 persen korbannya adalah anak-anak.

Terdapat 1.052 korban sipil yang terverifikasi akibat insiden ranjau darat dan persenjataan peledak selama tahun 2023, dibandingkan dengan 390 insiden pada tahun 2022, kata UNICEF dalam sebuah pernyataan pada Kamis (4/4), bertepatan dengan Hari Kesadaran akan Ranjau dan Dukungan bagi Aksi Penanganan Ranjau Sedunia.

“Penggunaan ranjau darat tidak hanya tercela, tetapi juga ilegal menurut hukum kemanusiaan internasional,” kata Debora Comini, Direktur Regional UNICEF untuk Asia Timur dan Pasifik, demikian dikutip Al Jazeera.

Debora mengatakan, sangat penting bagi semua pihak yang berkonflik memprioritaskan keselamatan, kesejahteraan warga sipil, terutama anak-anak, dan segera mengambil langkah untuk menghentikan penggunaan senjata sembarangan.

Dalam laporan yang dirilis oleh UNICEF dikatakan bahwa konflik di Myanmar menyebabkan “hampir semua negara bagian dan wilayah” di Myanmar, kecuali ibu kota Naypyidaw, dilaporkan dilanda ranjau darat, dan negara tersebut termasuk negara yang paling terkontaminasi ranjau darat dan bahan peledak di dunia.

UNICEF mencatat ranjau darat di Myanmar, digunakan tanpa pandang bulu oleh semua pihak dalam konflik di negara tersebut, dan anak-anak rentan menjadi korban, karena mereka cenderung tidak mengenali senjata itu.

“Penyebaran senjata secara luas di seluruh negeri berarti bahwa anak-anak dapat menghadapi ranjau darat di mana saja, termasuk di dekat rumah, sekolah, taman bermain, dan area pertanian mereka,” kata UNICEF.

Pada tahun 2022, Amnesty dalam laporannya mencatat bahwa militer Myanmar melakukan kejahatan perang dengan memasang ranjau darat dalam “skala besar” di sekitar desa-desa, di bagian Kayah tenggara, yang juga dikenal sebagai negara bagian Karenni.

Pertempuran meningkat sejak akhir Oktober tahun lalu ketika Aliansi Tiga Persaudaraan, sebuah koalisi kelompok bersenjata yang kuat, melancarkan serangan mendadak terhadap angkatan bersenjata yang menguasai beberapa pos militer dan kota-kota penting di utara dan barat. (T/R6/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.