PEKERJA ANAK DI ARAB SAUDI CAPAI 89 PERSEN

Statistik pekerja anak di Arab Saudi hasil penelitian Universitas Qassim, Arab Saudi. (Gambar: Arab News)
Statistik pekerja anak di hasil Universitas Qassim, Arab Saudi. (Gambar: Arab News)

Buraidah, Arab Saudi, 28 Dzulhijjah 1436/12 Oktober 2015 (MINA) – Sebuah penelitian terbaru dilakukan oleh Universitas Qassim di Buraidah, Arab Saudi, menyimpulkan, angka pekerja anak di negara itu mencapai 89 persen.
Hasil penelitian yang diberi judul “Faktor-Faktor Terkait Pekerja Anak dalam Masyarakat Arab” itu memperingatkan konsekuensi serius dari pekerja anak.

Ditemukan 70 persen dari pekerja Arab Saudi memiliki orang tua yang buta huruf, 30 persen memiliki orang tua melek huruf, dan 74 persen berusia antara 12 dan 14 tahun, Arab News melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (12/10).

Menurut penelitian, 48 persen anak-anak yang bekerja telah berhenti dari pendidikannya pada tahap persiapan, diikuti oleh 37 persen di tingkat dasar, sementara 7 persen putus sekolah tinggi.

Penelitian ini dilakukan oleh Yusuf Ahmed Al-Romaih, Kepala Departemen Pelayanan Sosial di Universitas Qassim, bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab situasi, termasuk melihat pasar tenaga kerja, kondisi sosial ekonomi dan lingkungan rumah pekerja anak-anak ini.

Dalam penelitiannya, Romaih berbicara langsung kepada anak-anak yang bekerja di pasar sayur dan buah di Qassim.

“Penelitian ini melibatkan sekitar 100 anak-anak Saudi berusia antara 8 hingga 15 tahun. Ini menunjukkan, 49 persen responden tinggal pada sebuah keluarga besar terdiri dari lebih delapan orang, diikuti oleh anak-anak yang tinggal di sebuah keluarga menengah,” katanya.

“Tujuh puluh tujuh persen dari keluarga anak-anak itu bergantung pada pendapatan dari kepala rumah tangga, 22 persen bergantung pada pendapatan anak-anak mereka, dan 17 persen pada amal sosial,” katanya.

Selain itu, 79 persen keluarga responden tinggal di rumah kontrakan, sementara 21 persen tinggal bersama keluarga lain di tempat tinggal bersama.

Romaih mengatakan, negara perlu strategi untuk memerangi kemiskinan yang akan mencegah anak-anak dari wajib bekerja untuk menghidupi keluarganya. Dia mengatakan harus ada database yang dikembangkan pada tingkat pekerja anak di negara itu. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

http://arabnews.com/saudi-arabia/news/819156

Comments: 0