Tripoli, MINA – Pemerintah Libya yang diakui secara internasional berjanji akan merebut kembali timur negara itu setelah melancarkan serangan untuk merebut kota strategis Sirte dari pasukan pemberontak pimpinan Khalifa Haftar yang berbasis di timur.
Dikutip dari Al Jazeera pada Senin (8/6), Sabtu lalu pasukan yang bersekutu dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) melancarkan serangan untuk merebut Sirte, pintu gerbang utama ke ladang minyak utama di timur negara itu dari pasukan Pasukan Nasional Libya (LNA) pimpinan Haftar.
Kota itu diambil alih oleh pasukan LNA pada Januari.
Sirte adalah kota kelahiran mantan pemimpin lama Muammar Gaddafi dan pemukiman besar terakhir sebelum batas tradisional antara barat dan timur Libya.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Pada Ahad (7/6), Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha mengatakan, “Libya tidak akan selesai tanpa timurnya.”
Haftar yang melancarkan operasi pada April lalu untuk merebut ibu kota Tripoli dari GNA, baru-baru ini mengalami kemunduran militer yang signifikan. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20