Pengalungan Syal Palestina Bukti Konsistensi Perjuangan DPR Melawan Penjajahan Dunia

Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Palestina DPR RI Syahrul Aidi Maazat, memberikan syal Palestina secara terhormat kepada beberapa anggota Parlemen dari berbagai fraksi jelang pembukaan Rapat Paripurna ke-8, Masa Persidangan II, di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023). (Foto : Parlementaria)

Jakarta, MINA – Anggota mengenakan syal khusus bermotif Bendera jelang pembukaan Rapat Paripurna ke-8, Masa Persidangan II, di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10).

Sebelum memasuki ruang sidang, nampak satu per satu Anggota DPR RI dikalungi sebuah syal khusus bermotif Bendera Palestina, sebagai simbol dukungan tegas DPR RI terhadap kemerdekaan negara berjuluk Tanah Kan’an itu.

Syal tersebut secara terhormat diberikan oleh Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Palestina DPR RI Syahrul Aidi Maazat. Dalam laporan Parlementaria, beberapa anggota Parlemen dari berbagai fraksi mendapatkan kehormatan mengenakan syal berjenis kain wol.

Di antaranya, yaitu Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang, Anggota Komisi V DPR RI Harvey B. Malaihollo, Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka dan Anggota Komisi VII DPR RI Ribka Tjiptaning yang berasal dari Fraksi PDI-Perjuangan); Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sugiono (Fraksi Partai Gerindra); Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska dari Fraksi Partai Golkar.

Lalu, Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI Adang Daradjatun, Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini serta Anggota Komisi VIII DPR RI yang juga Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dari Fraksi PKS.

Seluruh anggota Parlemen pun dengan sangat antusias menerima kehormatan pengalungan syal itu. Pengalungan syal berjalan dengan hangat, nampak usai pengalungan, segenap Anggota DPR RI berfoto bersama Syahrul Aidi Maazat selaku Ketua GKSB Indonesia-Palestina DPR RI itu didampingi bersama CEO Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) Dr. Ahed Abu Al Atta.

Usai pengalungan, Syahrul lantas melayani wawancara kepada awak media yang sudah menanti di depan ruang paripurna. Dalam keterangannya, Syahrul menjelaskan dalam pembukaan masa sidang pasca berakhirnya reses ini, tercetus inisiatif sebuah momen spesial pengalungan syal tersebut sebagai simbol dukungan solidaritas kepada rakyat Palestina, di mana tercatat hingga saat ini sudah lebih dari 10.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel.

“Bukti wujud dari solidaritas kita itu khususnya Anggota Parlemen dalam memakai dan juga sebagai Ketua Grup Kerja Sama Bilateral Indonesia-Palestina, kami akan menyampaikan sikap dan dukungan kepada Pemerintah yang baru-baru ini kita dengar bahwa Ibu Menteri Retno Marsudi dalam Sidang PBB menyatakan sangat tegas sekali dukungan terhadap Palestina,” ujar Syahrul.

“Dan tentu kita Parlemen juga memberikan dukungan itu. Teman-teman di BKSAP juga dalam sidang-sidang IPU kemarin juga memberikan resolusi untuk penanganan kasus Israel-Palestina. Dan ini adalah dari gerakan kita inisiatif dari GKSB Indonesia-Palestina,” lanjut Syahrul yang juga Anggota BKSAP DPR RI ini.

Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) ini menegaskan Indonesia tidak akan pernah bosan untuk menyuarakan kemerdekaan Palestina.

Terbukti, dalam berbagai pertemuan baik regional maupun internasional di sidang-sidang Parlemen. Bahkan terakhir, ungkapnya, Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon beserta segenap Pimpinan BKSAP DPR RI lainnya yang hadir dalam Sidang Umum ke-147 Inter-Parliamentary Union (IPU) di Kota Luanda, Angola, untuk menyerukan dukungan kepada Palestina.

“Dan bahkan dengan tegas Pimpinan BKSAP meminta kepada amnesti internasional agar membawa (Perdana Menteri Israel) Benyamin Netanyahu ini ke (mahkamah) kriminal internasional (atas kasus) kejahatan perang. Oleh karena itu kita di Parlemen Indonesia suasana ini harus kita hidupkan. Maka dalam bentuk itu kita buat pernyataan dukungan dalam bentuk syal,” tegas Syahrul.

Dukungan itu, lanjut Syahrul, merupakan hasil implementasi dari Undang-Undang Dasar 1945 Indonesia yang menyatakan penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan. “Oleh karena itu, Indonesia akan selalu berada di sisi Palestina yang terjajah. Karena hanya satu-satunya negara yang sampai sekarang terjajah itu adalah Palestina,” pungkasnya.

Sementara itu, CEO Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) Dr. Ahed Abu Al Atta. menyampaikan apresiasi dan penghargaan tinggi terhadap Parlemen Indonesia khususnya GKSB DPR RI yang telah memberikan waktu khusus untuk menyatakan dukungan kepada Palestina yang mengalami penderitaan akibat menghadapi serangan brutal dari penjajah zionis Israel.

Ahed memaparkan, sekitar 9.000 lebih warga Palestina syahid akibat dari serangan brutal Israel dan 25.000 orang luka-luka akibat dari agresi Israel. Semakin miris, terjadi genosida dan pembantaian massal yang dilakukan oleh Israel di Gaza. Maka, untuk menghadapi pembantaian harus ada aksi dan simpati global untuk membuktikan kejahatan perang di Gaza tersebut.

“Dan Israel jika melihat ada gerakan simpati internasional dari dunia Islam dan dari dunia Arab maka Israel akan berhenti melakukan kejahatan ini. Oleh karena itu, kami ucapkan khusus terima kasih kepada parlemen Indonesia yang telah memberikan waktu dan siding khusus untuk menyatakan dukungan kepada Palestina,” pungkasnya. (R/R1/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.