Tel Aviv, MINA – Penjualan senjata Israel telah meningkat pesat, termasuk teknologi siber dan drone.
Kementerian Pertahanan Israel mengesahkan penjualan senjata yang “memecahkan rekor” tahun lalu, mengingat perang di Ukraina dan normalisasi kesepakatan dengan negara-negara Arab diduga kuat menjadi faktor peningkatan ekspor militer.
Dikutip dari The New Arab, Ukraina dilaporkan berusaha mendapatkan sistem rudal Iron Dome dari Israel.
Pembuat senjata di Israel yang ingin mengekspor ke luar negeri harus terlebih dahulu mendapatkan izin pemasaran dan kemudian persetujuan dari Badan Pengawasan Ekspor Kementerian Pertahanan Israel.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Israel mengklaim proses penyaringan ini memungkinkan mereka mempertimbangkan masalah hak asasi manusia dan apakah senjata tersebut dapat digunakan oleh polisi untuk menekan perbedaan pendapat di dalam negeri.
Namun, ketika jumlah negara yang disetujui oleh Kementerian Pertahanan diperiksa ulang dengan The Economist Democracy Index, hal ini menunjukkan bahwa 59 negara kemungkinan besar merupakan “rezim otoriter” dan 36 negara lainnya digolongkan sebagai “rezim hibrida”.
Hanya 24 negara dalam daftar yang dianggap oleh indeks sebagai “negara demokrasi penuh”.
“Perhitungan sederhana menunjukkan bahwa selain kategori ‘amunisi dan persenjataan’, Negara Israel pasti sudah menyetujui pemasaran teknologi militer dan penggunaan ganda kepada rezim diktator yang ‘penuh’,” laporan Haaretz menyatakan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Data yang diperoleh setelah adanya permintaan kebebasan informasi menunjukkan peningkatan penjualan drone sebesar 40 persen selama tiga tahun terakhir, dari 40 negara menjadi 56 negara.
Penjualan amunisi juga meningkat dari 42 negara pada tahun 2020 menjadi 61 negara pada tahun 2022, sementara transfer intelijen dan siber juga meningkat dari 67 negara menjadi 83 negara selama periode tiga tahun ini.
Spyware Pegasus, yang dibuat oleh pembuat perangkat lunak Israel NSO Group, diduga digunakan oleh rezim otoriter di seluruh dunia untuk mengintai aktivis pro-demokrasi dan hak asasi manusia.
Israel juga dituduh menguji senjata, spyware dan teknologi militer lainnya dalam pendudukan dan serangan mematikan di Tepi Barat dan pengeboman di Gaza. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza