PERBANKAN SYARIAH BELUM MAKSIMAL TEMBUS KE SELURUH PELOSOK DAERAH INDONESIA

Sebastian Herman, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Tazkia saat menyampaikan persentasi finalis di Forum Riset Ekonomi Dan Keuangan Syariah III bertema, “Menata Sistem Keuangan Syariah Nasional yang Kokoh, Stabil, dan Inklusif”, Depok (29/4)
Sebastian Herman, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Tazkia saat menyampaikan persentasi finalis di Forum Riset Ekonomi Dan Keuangan Syariah III bertema, “Menata Sistem Keuangan Syariah Nasional yang Kokoh, Stabil, dan Inklusif”, Depok (29/4).(Foto: MINA)

Depok, 10 Rajab 1436/29 April 2015 (MINA) – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia, Rifka Mustafida mengatakan, Perbankan syariah masih belum maksimal menembus ke seluruh daerah-daerah di Indonesia termasuk di pelosok pedesaan.

“Tingkat masyarakat yang berhubungan dengan bank masih rendah terutama penduduk di daerah terisolasi, sekitar 48 persen pelayanan perbankan masih berpusat di Pulau Jawa,” kata Rifka Mustafida pada saat menyampaikan persentasi finalis di Forum Riset Ekonomi Dan Keuangan Syariah III bertema, “Menata Sistem Keuangan Syariah Nasional yang Kokoh, Stabil, dan Inklusif”, di Universitas Indonesia (UI) Depok, Rabu (29/4).

“Padahal mereka memiliki potensi besar bagi perekonomian melalui usaha mikro,” tambahnya.

Menurutnya, salah satu faktor yang menjadi penyebab terbatasnya layanan perbankan ke masyarakat di seluruh pelosok adalah masih terbatasnya infrastrukur karena kondisi Indonesia yang berkepulauan.

“Seharusnya fasilitas perbankan syariah bisa diakses bagi masyarakat Indonesia di seluruh daerah terpencil dan sesuai dengan nilai-nilai Islam,” ujarnya.

Pada acara yang sama, Sebastian Herman, Mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Tazkia juga mengatakan, Pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia masih kecil disebabkan dengan kurangnya kesadaran muslim tentang bank syariah, infrastruktur dan kualitas bank syariah secara signifikan kurang dari perbankan konvensional, bank konvensional memiliki keunggulan non teknis di bandingkan dengan bank syariah.

”Menurut data dari Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), Pada Januari 2015 pangsa pasar perbankan syariah menurun menjadi 3,50 persen dari total asset perbankan nasional,” jelasnya.

Ia mengatakan, dengan melihat data yang diperoleh selayaknya pangsa pasar bank syariah haruslah tinggi dan meningkat karena idealnya kita berharap pangsa pasar perbankan syariah setidaknya sama dengan populasi penduduk muslim Indonesia yang mayoritas muslim.

“Maka hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi bank syariah dalam upaya untuk meningkatkan pangsa pasar, sehingga bank syariah dapat lebih mengefisiensikan biaya layanannya dan dapat bersaing dengan bank konvensional,” ujarnya.

“Selain itu bank syariah harus memiliki segmentasi pasar tersendiri dalam pasar perbankan Indonesia, ini artinya bank syariah yang memiliki pelanggan yang khas atau nasabah relijius dapat meningkatkan kesadaran menyimpan dana di bank syariah dalam upaya meningkatkan pangsa pasarnya,” jelasnya.

“Indonesia juga merupakan negara berpenduduk muslim terbesar maka ini menjadi peluang besar di Indonesia,” tambahnya. (L/P005/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0