PLO: Warga Yerusalem Timur Solid Boikot Pemilu

 

Al-Quds, MINA – Anggota Komite Eksekutif PLO dan Biro Politik DFLP, Tayseer Khaled dalam sebuah pernyataan pada Rabu (31/10) memberi hormat kepada warga Yerusalem Palestina, karena mereka memboikot pemilihan kota di Yerusalem Timur yang diduduki.

“Ini menekankan posisi solid mereka di kota atas semua manuver yang diberikan oleh Pemerintah Israel,” ujarnya, seperti disebutkan Palestine News Network.

PLO dan organisasi politik, nasional dan sosial lainnya serta tokoh-tokoh Islam dan Kristen dalam beberapa pekan terakhir gencar melakukan aksi atas kampanye pemilu walikota Yerusalem asal partai Israel Likud Nir Barakt.

Pemilih tidak muncul di pusat pemungutan suara, dan peta pemilu menunjukkan bahwa persentase pemungutan suara mendekati nol persen seperti yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Khaled menambahkan bahwa pemboikotan pemilu Israel atas kota Yerusalem adalah pesan yang jelas kepada Administrasi AS dan pemerintah Israel tentang penolakan Palestina terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemidnahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Kota Suci itu.

Memboikot pemilu adalah referendum tentang penolakan pendudukan Israel atas kota dan bahwa Yerusalem adalah bagian integral dari wilayah Palestina.

Khaled menekankan seruannya untuk menyatukan semua potesi di Yerusalem dalam satu kesatuan nasional yang disepakati di antara pasukan nasional, partai-partai PLO dan Komite Eksekutif.

Dia menegaskan kembali seruannya untuk pemerintah Palestina untuk mengalokasikan anggaran yang cukup dan diperlukan ke kota, terutama untuk institusi pendidikan dan kesehatan.

Dia juga mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk memutuskan hubungan mereka dengan negara-negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara penjajahan Israel dan akan memindahkan kedutaan mereka ke kota.

Khaked juga mendesak mereka untuk mendukung ketabahan warga Palestina di Yerusalem agar dapat mempertahankan kota dari Yahudisasi, diskriminasi rasial dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh pemerintah Israel di Yerusalem.

Warga Palestina di Yerusalem memboikot pemilihan kota pada Selasa (30/10) karena kotamadya berafiliasi dengan pemerintah Israel dan bekerja dalam menekan orang-orang Palestina di Yerusalem melalui penerapan deportasi dan perintah pembongkaran, di samping peraturan anti-Palestina lainnya.

“Boikot juga datang sebagai cara untuk menegaskan Yerusalem sebagai ibukota abadi dan bersejarah Palestina,” imbuhnya. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.