PM Pakistan: Warga Kashmir Hidup Di Bawah Pelecehan

Karachi, MINA – Perdana Menteri Pakistan Imran Khas  mengimbau perhatian masyarakat internasional pada kondisi di Jammu dan Kashmir termasuk tak terjaminnya kebebasan beragama.

Pada peringatan Hari Internasional untuk Korban Kekerasan berdasarkan Agama atau Keyakinan, (Kamis 23/8), Imran Khan mengatakan hidup di bawah pelecehan dan kekerasan serta kehilangan semua hak dasar dan kebebasan mereka.

Peringatan Hari Internasional itu diamanatkan PBB untuk mengakui bahwa kekerasan terhadap orang-orang berdasarkan agama mereka adalah masalah serius dan terus berkembang.

Mayoritas Muslim Jammu dan Kashmir menghadapi blokade penuh sejak 5 Agustus ketika India mencabut ketentuan khusus bagi wilayah yang sebelumnya dijamin oleh Konstitusi India, seperti dikutip dari AA.

“Pasukan Pendudukan India bahkan telah meniadakan hak warga Kashmir dan Jammu untuk melakukan praktik keagamaan mereka, termasuk Idul Adha,” kata Khan.

Pemerintah India juga telah memberlakukan pemadaman komunikasi total di wilayah tersebut dan menghalangi demonstrasi.

“unia telah menunjukkan solidaritas bagi para korban kekerasan berdasarkan agama dan kepercayaan, maka dunia juga harus bergerak untuk mencegah genosida Kashmir yang akan datang di IOK [Kashmir yang diduduki India],” cuit perdana menteri di Twitter.

Jammu dan Kashmir mengalami blokade komunikasi sejak 5 Agustus, yakni setelah terjadinya kerusuhan-kerusuhan akibat  India mengubah status quo negara bagian itu dalam konstitusi.

Sejak itu, ratusan orang yang sebagian besar tokoh politik telah ditangkap oleh pihak berwenang.

Para pemimpin dan warga Kashmir khawatir langkah ini merupakan upaya India untuk mengubah demografi negara berpenduduk mayoritas Muslim, yang telah berjuang melawan kekuasaan India untuk kemerdekaan atau penyatuan dengan negara tetangga Pakistan.(T/RS3/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)