Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produksi Minyak Libya Tembus 1 Juta Barel per Hari, Rekor Tertinggi dalam Dua Bulan

Bahron Ansori Editor : Zaenal Muttaqin - Selasa, 8 Oktober 2024 - 09:12 WIB

Selasa, 8 Oktober 2024 - 09:12 WIB

18 Views

Ladang minyak Libiya (foto: ig)

Libiya, MINA – Produksi minyak Libya telah mencapai 1 juta barel per hari (bpd) untuk pertama kalinya dalam dua bulan, setelah sebelumnya terganggu oleh masalah keamanan dan teknis.

Negara di Afrika Utara ini, yang memiliki cadangan minyak terbesar di Afrika, mengalami ketidakstabilan produksi dalam beberapa tahun terakhir akibat ketidakstabilan politik dan masalah infrastruktur. Memo melaporkan, Selasa (8/10).

Peningkatan ini mencerminkan upaya Perusahaan Minyak Nasional (NOC) untuk menstabilkan produksi di tengah situasi politik yang tidak menentu.

Produksi yang kembali ke 1 juta bpd adalah bagian dari usaha Libya untuk meningkatkan output minyak, yang sangat penting bagi ekonomi negara, menyumbang hampir semua pendapatan ekspor.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Dampak global

Kenaikan produksi Libya dapat mempengaruhi harga minyak global, terutama jika mereka dapat mempertahankan atau meningkatkan produksi ini.

Sebagai anggota OPEC, fluktuasi produksi Libya menjadi perhatian bagi pasar global, terutama di masa ketidakpastian pasar dan perubahan geopolitik.

Jika Libya bisa konsisten memproduksi lebih dari 1 juta bpd, ini dapat meningkatkan posisinya sebagai pengekspor minyak yang penting, meskipun banyak bergantung pada stabilitas politik dan keamanan.

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Industri minyak Libya sering mengalami pemberhentian mendadak dan pemulihan cepat akibat serangan, pemogokan pekerja, dan pemadaman listrik.

NOC berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan berinvestasi dalam pemeliharaan dan infrastruktur.

Namun, analis industri tetap berhati-hati terhadap stabilitas jangka panjang produksi Libya, karena konflik atau masalah teknis bisa kembali menghambat output.

Tonggak ini dianggap positif untuk ekonomi Libya, memberikan harapan untuk pendapatan dan stabilitas di tengah tantangan yang ada.[]

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Internasional
Internasional
Internasional