Bremen, MINA – Hendro Wicaksono, Profesor asal Indonesia menerima penghargaan Dosen Terbaik, Teacher of the Year, dari Universitas Jacobs, Bremen, Jerman.
Penghargaan tahunan tersebut diberikan oleh kampus kepada dosen yang memiliki prestasi luar biasa dalam proses pembelajaran, khusus dalam masa pandemic COVID-19, penilaian terhadap dosen juga dilakukan atas proses pembelajaran daring yang dilakukan.
Menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI, Senin (7/9), Hendro dinilai berhasil menjadikan metode pembelajaran daring yang secara intrinsik memuaskan dan menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa.
Dalam sertifikat yang diterbitkan pada 1 September 2020, Hendro juga dinilai berhasil memberikan perkuliahan secara persuasif dan mendorong antusiasme tinggi para mahasiswa khususnya pada masa pembelajaran secara virtual.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Hendro, yang memiliki gelar lengkap, Prof. Dr-Ing Hendro Wicaksono menyebutkan, di masa pandemi COVID-19 transformasi digital berjalan semakin cepat. Materi pembelajaran di internet pada dasarnya sangat mudah diakses oleh mahasiswa, baik dari sumber gratis maupun berbayar.
“Kita dengan mudah dapat mempelajari konsep-konsep dan teknologi baru lewat internet. Bahkan dengan konsep gamification dan virtual reality, kita dapat berinteraksi dengan materi pembelajaran dengan fun. Tanpa ada pertemuan tatap muka dengan dosen, sepertinya semua ilmu yang dibutuhkan bisa kita dapat,“ ujar Hendro.
Menurut Hendro, kondisi tersebut justru memberikan tantangan lebih besar bagi para dosen. Seorang dosen tidak hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai peramu dan pembawa ilmu.
Media seperti internet, game, VR, dan lain-lain hanyalah media perantara. Ia tidak boleh hanya mengambil isi sebuah buku, artikel, atau video, sebagai materi ajar, tetapi harus meramu beberapa sumber, termasuk dari pengalaman dan sudut pandang pribadi.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Sosok dosen juga harus dapat menjadi inspirasi kepada mahasiswa untuk belajar lebih dari materi yang diajarkan dan memilih jalur karir yang berkaitan dengan materi tersebut. Di era digital seperti sekarang, komponen inspirasi inilah yang tidak dapat tergantikan oleh media digital.
Hendro yang memperoleh gelar Dr. -Ing. di bidang Teknologi Mesin dari Institut Teknologi Karlsruhe, Jerman dinobatkan sebagai Profesor di Universitas Jacobs, Bremen saat ia berusia 38 tahun. Meski relatif baru mengajar di kampus ini, yakni kurang lebih tiga tahun, ia berhasil memperoleh predikat dosen terbaik.
Kiprah Hendro juga banyak diabdikan untuk kepentingan Indonesia. Hendro saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Pengurus Wilayah Khusus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jerman.
Selain itu, ia juga aktif sebagai Ketua Komisaris dan co-founder dua startup teknologi di Indonesia, yang bergerak di bidang perlindungan lingkungan dan pelayanan kesehatan digital. Dalam memperkuat kerja sama Indonesia – Jerman, Hendro saat ini juga menjadi penasihat komunitas startup gabungan Indonesia- Jerman, IndoHub.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Di organisasi Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) Jerman, Hendro menjabat sebagai Koordinator Divisi Pendidikan. Tak hanya di bidang ilmiah, Hendro juga aktif di organisasi keagamaan.
Sejak 2019 Hendro menjabat sebagai Anggota Dewan Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman. Hendro yang juga aktif di komunitas muslim berbahasa Jerman di Karlsruhe (DMK) menggagas acara seminar yang diselenggarakan oleh PCINU dan masyarakat lokal Jerman yang mendapatkan dana dari Konrad-Adenauer-Stiftung.
Seminar tersebut bertujuan untuk memperkenalkan Islam di Indonesia yang moderat dan toleran.(R/RE1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia