Erbil, MINA – Protes kekerasan ratusan demonstran yang marah berhadapan dengan pasukan keamanan di wilayah otonomi Kurdistan, Irak. Mereka menuntut pengunduran diri politisi koruptor.
Aksi itu sudah berlangsung selama empat hari berturut-turut hingga Kamis (21/12) di tengah kemarahan yang meluas karena gaji yang belum dibayar oleh pemerintah.
Bala bantuan polisi diturunkan pada Rabu malam, termasuk di pusat kota kedua Kurdistan Sulaymaniyah. Demikian Press TV memberitakannya yang dikutip MINA.
Polisi juga dikerahkan di kota Ranya, tempat pasukan keamanan Kurdi secara fatal menembak lima demonstran pada hari Selasa.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sekitar 20 kantor partai dan balai kota telah terbakar di wilayah yang bermasalah itu sejak Senin.
Demonstran menyeru agar Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) mundur.
Kemarahan warga Kurdi memuncak karena gaji para guru dan pegawai negeri lainnya belum dibayar pemerintah, ditambah buruknya layanan dasar dan korupsi yang meluas.
Wilayah Kurdistan telah menderita kesulitan keuangan dan ekonomi sebagai akibat ketidaksepakatan dengan pemerintah pusat di Baghdad mengenai distribusi pendapatan minyak mentah yang diekstraksi dari ladang minyak utara. (T/RI-1B05)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)