Beijing, 18 Rabi’ul Akhir 1438/17 Januari 2017 (MINA) – Hampir 50 pabrik di Kota Tianjin, Cina, telah ditindak karena memproduksi produk makanan palsu bermerek dan mengandung bahan-bahan yang berbahaya, menurut laporan media lokal, Senin (16/1).
Produk-produk itu, yang diberi label dengan merek lokal dan internasional yang populer seperti Lee Kum Kee, Haday, Nestle, dan Knorr, termasuk bumbu buatan dan saus, menurut sebuah laporan investigasi oleh The Beijing News.
Surat kabar Cina itu menambahkan bahwa produk-produk palsu dan berbahaya itu telah dijual di seluruh negeri.
“Produk palsu senilai sekitar 100 juta yuan (US$14,5 juta atau Rp193 miliar) diproduksi setiap tahun di kota kecil Duliu di daerah Jinghai, Tianjin,” ujar South China Morning Post mengutip laporan asli seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (17/1).
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Surat kabar itu menambahkan, beberapa produsen nakal tersebut meraup sangat banyak kekayaan atau keuntungan dari produksi mereka, mampu sejumlah mobil mewah.
Rincian laporan investigasi menunjukkan produsen menggunakan rempah-rempah dan herbal seperti kembang lawang (pekak), lada, dan adas dari pabrik-pabrik pengolahan benih melon di dekat Kota Wangkou.
Proses pengeringan bahan-bahan dan penggilingan menjadi bubuk dilakukan di bangunan tak bersih. Rempah-rempah yang disimpan di fasilitas yang tidak terawat, disimpan dekat dengan tumpukan sampah.
Bahan-bahan ilegal seperti pewarna yang dilarang juga digunakan dalam proses manufaktur. Puluhan perusahaan nakal itu juga menggunakan garam yang seharusnya diperuntukkan untuk industri, bukan garam konsumsi.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
South China Morning Post menambahkan wartawan dari Beijing News mendatangi kota industri itu dengan polisi pekan lalu. Petugas menangkap beberapa orang karena mereka memproduksi produk palsu yang diberi label dengan merek produk rempah-rempah yang terkenal di Cina, Wang Shouyi.
Cina, yang membuat publik terguncang dalam beberapa tahun terakhir setelah terungkap serangkaian skandal keamanan pangan di sana, menemukan sebanyak setengah juta pelanggaran keamanan pangan ilegal di tiga kuartal pertama tahun lalu.
Di antara pelanggaran tersebut adalah iklan palsu, penggunaan produk dan bahan-bahan palsu, dan penjualan produk makanan yang terkontaminasi. (T/R11/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)