Al-Quds, 15 Jumadil Awwal 1436/5 Maret 2015 (MINA) – Ratusan tentara Israel yang terlibat dalam perang agresi ke Jalur Gaza yang terkepung pada musim panas lalu mengalami gangguan kejiwaan.
Lebih dari 350 tentara Israel telah menjalani pengobatan untuk gejala yang berhubungan dengan stres pasca-trauma, termasuk disorientasi, produktivitas yang rendah dan mimpi buruk berulang, harian Israel Today melaporkan.
“Tentara menderita trauma psikologis,” tulis harian itu, yang mengutip pernyataan seorang pejabat senior Israel mengatakan, ratusan tentara telah mengalami gangguan kejiwaan selama perang 51 hari di Gaza, Press Tv yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Kamis (5/3).
Rezim Israel memulai serangan udara di wilayah Palestina pada awal Juli 2014 lalu, kemudian memperluas kampanye militernya dengan invasi perang darat. Perang berakhir pada akhir Agustus tahun itu setelah ada kesepakatan gencatan senjata.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sekitar 2.200 warga Palestina di Gaza tewas dan lebih dari 11.000 orang terluka dalam serangan itu. Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan, korban termasuk 578 anak-anak dan hampir 260 wanita serta lebih dari 3.100 anak-anak terluka dalam serangan.
Selain itu, PBB mengatakan, sekitar 1.500 anak-anak menjadi yatim piatu pasca perang Israel. Sekitar 100 ribu orang kehilangan tempat tinggal tetap di Gaza, menurut catatan Badan Bantuan Pengungsi PBB (UNRWA).
Sebuah laporan baru-baru ini dari keamanan Israel mengungkapkan, setidaknya 10 tentara Israel melakukan bunuh diri pada tahun lalu, termasuk empat tentara yang telah mengambil bagian dalam 2014 perang di Gaza. (T/P011/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama